Jika postingan sebelumnya tentang pesawat U-2 Dragon Lady, maka pada edisi kali ini akan mengulas pesawat yang bernama
SR-71 Blackbird.
Pemerintah Amerika Serikat yang merupakan salah satu dari dua kubu yang terlibat dalam perang dingin mengembangkan pesawat mata-mata ini lewat program “Black Jet”. Black Jet adalah pesawat kombatan yang program pembuatannya ditutup rapat oleh pemerintah Amerika Serikat atas pertimbangan keamanan dan politis.
Pesawat ini dibuat pada dasawarsa 1950 hingga tahun 1990, dan secara khusus dibuat untuk mendukung operasi-operasi intelijen dan militer di wilayah yang memiliki sistem pertahanan yang kuat. Kisah dibalik pembuatan pesawat-pesawat ini begitu menakjubkan, terlebih karena juga tidak semua karyawan yang membuatnya tahu tentang benda apa yang sedang mereka buat.
Program Black Jet ini sendiri adalah upaya yang ditempuh Amerika Serikat untuk membangun superioritasnya. Black Jet adalah puncak keberhasilan Paman Sam setelah menciptakan berbagai material dan piranti canggih yang didulang dari aneka ragam disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.
SR-71 Blackbird
Pemerintah Amerika Serikat yang merupakan salah satu dari dua kubu yang terlibat dalam perang dingin mengembangkan pesawat mata-mata ini lewat program “Black Jet”. Black Jet adalah pesawat kombatan yang program pembuatannya ditutup rapat oleh pemerintah Amerika Serikat atas pertimbangan keamanan dan politis.
Pesawat ini dibuat pada dasawarsa 1950 hingga tahun 1990, dan secara khusus dibuat untuk mendukung operasi-operasi intelijen dan militer di wilayah yang memiliki sistem pertahanan yang kuat. Kisah dibalik pembuatan pesawat-pesawat ini begitu menakjubkan, terlebih karena juga tidak semua karyawan yang membuatnya tahu tentang benda apa yang sedang mereka buat.
Program Black Jet ini sendiri adalah upaya yang ditempuh Amerika Serikat untuk membangun superioritasnya. Black Jet adalah puncak keberhasilan Paman Sam setelah menciptakan berbagai material dan piranti canggih yang didulang dari aneka ragam disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.
SR-71 Blackbird
Peristiwa jatuhnya
U-2 di Sverdlovsk, Uni Sovyet tetap menjadi catatan alternatif CIA untuk
mencari jalan keluar. Menyadari bahwa foto udara memiliki berbagai keunggulan,
alternatif yang diusulkan adalah pesawat intai baru yang tak bisa dikejar
rudal. Karena rata-rata rudal melesat hingga Mach 3 , pesawat yang dimaksud
setidaknya dapat terbang jauh lebih cepat ,mungkin pada Mach 4. Sekedar
hitungan kecepatan Mach 1 saja berkisar diangka 1225 km/jam.
Lockheed menyodorkan
RS-71 setelah prototype pesawat Convair buatan General Dynamics tak menarik
hati petinggi CIA. Pesawat supersonik Lockheed in bermesin ramjet dengan
kecepatan maksimal hingga Mach 3. Saat menyodorkan RS-71, mereka sesungguhnya
telah membuat sebuah prototype pembom hipersonik A (Attack) 12- Oxcart, yang punya bentuk dan spesifikasi mirip.
Kecepatan maksimumnya pun sama yaitu Mach 3, hanya yang membedakan terletak
pada bagian hidung dan isi perut. Karena harus melesat dengan kecepatan Mach 3
atau berkisar 2000 mil/jam, kulit RS-71 terbuat dari titanium, metal tahan
panas yang tetap stabil meski dilabur panas hingga 800 Fahrenheit. Enjinir
Lockheed juga menggunakan oli, minyak hidrolik, dan pelumas, serta bahan bakar
khusus yang tetap stabil dilingkungan yang bersuhu sangat panas.
Adapun kemampuan
pengintaian, dengan sensor-sensor yang ada di bawah hidungnya, SR-71 bisa
mengintai wilayah seluas 250.000 km persegi dalam tempo satu jam. Padahal
misinya bisa berlangsung selama empat jam.
Manning Frederick,
teknisi SR-71 menjelaskan tentang ketinggian terbangnya, ia mengatakan, “
Banyak yang mengatakan, ketinggian terbang pesawat ini 90.000 kaki (sekitar
27.000 meter), namun sebenarnya lebih. Pilot bisa melihat lengkungan bumi.”
Penggunaan nama
SR-71 pada pesawat supersonik ini sebenarnya karena kesalahan ucap presiden
Lyndon B. Johnson dihadapan para pejabat saat roll-out RS-71 pada 29 Februari 1964. Dari mestinya RS-71 tetapi
presiden mengucapnya SR-71. Karena termasuk presiden yang tergolong galak, tak
seorang pun termasuk arsitek utama Lockheed, Kelly Johnson berani
mengoreksinya. Sejak itulah namanya berubah menjadi SR-71, singkatan dari Strategic Reconnaisance.
Sama seperti
pendahulunya, SR-71 awalnya bermarkas di lanud Edwards, Nevada. Kemudian
dipindahkan dari Palmdale ke Beale. Kegiatan berupa uji terbang, kesiapan
operasi militer, dan lainnya dilakukan secara rutin di lingkungan 4200th Strategic Reconnaissance Wing.
Baik U-2, TR-1
(varian U-2 dengan sayap lebih panjang), dan SR-71 semua dioperasikan oleh
komando khusus dalam tubuh USAF, yakin
Strategic Air Command, SR-71 memberikan andil terbaik dalam melaksanakan
tugas di Teluk Persia, Lebanon, Indochina, Chad, Libya, Namibia, dan matra
Amerika Tengah. Ia juga disebut berperan penting dalam perencanaan serangan ke
Grenada, Oktober 1983.
Pada perang Yom
Kippur, Oktober 1973 satu unit SR-71 diterbangkan bolak-balik untuk memantau
jalannya pertempuran. Terlebih ketika pasukan Israel sempat terpukul mundur
oleh gempuran tank Mesir dan Suriah,
yang menyita perhatian dunia khususnya Amerika Serikat yang mengetahui
sekutunya kesulitan.
blacbirds take off |
Skandal
Iran-Contra
Kiprah lain pesawat
ini adalah menciptakan alibi bagi George HW. Bush ketika menjabat sebagai anggota tim kampanye
presiden Ronald Reagan pada Oktober 1980. George Herbert Walker Bush yang
dipercaya Ronald Reagan sebagai wakil presiden, misalnya, antara 1989-1993
berhasil menjadi presiden AS. Beberapa bulan sebelum menjabat wakil presiden
itulah, ia dikabarkan pernah menjalin kontak secara diam-diam dengan Perdana
Menteri Iran Bani Sadr pada Oktober 1980 di Paris, Perancis.
Kontak rahasia ini
konon untuk membuka jalan untuk transaksi senjata yang diinginkan pihak Iran. Ia
didampingi Wiliam Casey, manajer kampanye pemenangan Ronald Reagan.
Tuduhan itu
disanggah karena pada hari yang sama Bush bersikukuh tengah berakhir pekan di
Pennsylvania. Ia, katanya, bahkan sempat memberikan pidato di Hotel Hilton. Kesaksian
Bush di Paris diantaranya diungkap pensiunan pilot SR-71 Blackbird, Gunther Russbacher. Russbacher menegaskan bahwa
dirinyalah yang menerbangkan orang penting itu ke Perancis. Dengan SR-71. Jarak
Perancis –Amerika cukup ditempuh dalam dua jam. Jadi, katanya, sah-sah saja
jika dia mengatakan pada hari yang sama ada di Amerika. Akan tetapi, kesaksian
Russbacher dimentahkan dua perwira
intelijen CIA (Dinas Intelijen Pusat AS).
Dengan segala
kehebatannya, SR-71 harus dipensiunkan, pertama karena semakin rawan terkena
tembakan rudal musuh, kedua karena mahal – satu kali misi berbiaya tak kurang 8
juta dollar – dan sebagian misinya bisa dilakukan oleh satelit mata – mata.
Hingga misinya
ditutup, pesawat ini benar – benar tak tersentuh rudal alias untouchable. Dengan demikian, pesawat
ini pun kerap disebut puncak penciptaan alutsista pengintai dalam sejarah
kemiliteran dunia. (mss/z7)