Perang dingin
sejatinya adalah perang urat saraf antara blok Barat yang dipimpin Amerika
Serikat melawan blok Timur dibawah komando Uni Sovyet. Spionase dan saling
mematai-matai kedua kubu merupakan salah satu medan tempur yang menciptakan
kisah tersendiri yang menarik. Di era perang dinginlah cikal bakal tekhnologi pesawat
mata-mata tercipta. Perkembangannya pun dikemudian hari menjadikan pesawat
mata-mata tersebut tak sekedar menjalankan misi spionase udara tetapi dapat
juga didaulat menjadi pesawat tempur pembom.
Pemerintah Amerika
Serikat yang merupakan salah satu dari dua kubu yang terlibat dalam perang
dingin mengembangkan pesawat mata-mata ini lewat program “Black Jet”. Black Jet
adalah pesawat kombatan yang program pembuatannya ditutup rapat oleh pemerintah
Amerika Serikat atas pertimbangan keamanan dan politis.
Pesawat ini dibuat pada
dasawarsa 1950 hingga tahun 1990, dan secara khusus dibuat untuk mendukung
operasi-operasi intelijen dan militer di wilayah yang memiliki sistem
pertahanan yang kuat. Hasil dari program ini adalah pesawat intai U-2 Dragonlady, pesawat intai hipersonik
SR-71 Blackbird, dan kedepannya pesawat pembom serang –siluman F-117 Nighthawk, dan pesawat pembom strategis
B-2 Spirit.
Kisah dibalik
pembuatan pesawat-pesawat ini begitu menakjubkan, terlebih karena juga tidak
semua karyawan yang membuatnya tahu tentang benda apa yang sedang mereka buat.
Program Black Jet ini sendiri adalah upaya yang ditempuh Amerika Serikat untuk
membangun superioritasnya. Black Jet adalah puncak keberhasilan Paman Sam
setelah menciptakan berbagai material dan piranti canggih yang didulang dari
aneka ragam disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut profil
singkat dan kiprah pesawat-pesawat hasil program Black Jet Amerika Serikat.
U-2 DRAGONLADY
Ketika pesawat ini
dipelihatkan kepada segelintir pejabat pemerintahan Amerika Serikat pada bulan
Agustus 1955 di lanud Edwards, Nevada, Arizona sejumlah pejabat menyebutnya
‘black jet’.
Bukan saja karena warnanya yang memang hitam legam, tetapi juga
oleh seluruh proses pembuatannya mulai rancang bangun, anggaran, hingga
spesifikasinya tak pernah dipublikasikan secara terbuka.
Disiapkannya pesawat
intai U-2 ini tak bisa dilepaskan dari kegugupan Amerika Serikat tatkala
menghadapi konflik global pasca PD II dan ketidakmampuan dinas intelijen negeri
ini dalam mengetahui pola pikir orang nonor satu di Kremlin.
Meski keluar
sebagai pemenang dalam PD II dan pernah bahu-membahu ketika melawan Jerman,
Washington merasa harus menjaga jarak dengan Moskow. Itu karena Amerika Serikat
tak pernah benar-benar percaya dengan orang-orang Rusia. Ketidakpercayaan itu
kemudian berkembang menjadi rasa curiga ketika Uni Sovyet sukses meracik
sendiri bom atom dan meledakkannya pada tahun 1949. Berita tentang pengembangan
uji coba bom atom Sovyet sendiri kerap sampai di telinga Dwight Eisenhower
presiden Amerika Serikat kala itu tanpa ada peringatan dari CIA. Eisenhower
kecewa dan sekaligus berpikir, “adakah peralatan canggih yang bisa digunakan
untuk mengatasi ketidakmampuan CIA?”
Proyek Skunk
Works
Kelly Johnson and Francis Gary Powers |
Clarence ‘Kelly’
Johnson adalah arsitek utama pembuatan U-2 dimana dia adalah enjinir di
Lockheed. Setelah mendapat perintah dari presiden Eisenhower program U-2 pun
digarap.
Proyek ini dikerjakan dengan penuh rahasia. Para staf dan tekhnisi pun
diwanti-wanti untuk tak bicara kepada siapa pun termasuk istri mengenai proyek
ini. Pembiayaannya melalui jalur inkonvensional seperti mengirim cek via pos
dan sebagainya.
U-2 dirancang untuk melakukan misi mata-mata
diketinggian 70.000 kaki atau sekitar 21 kilometer diatas permukaan laut. Kenapa harus 70.000 kaki ? Karena rudal darat
ke udara yang sering menjadi ancaman pesawat
terbang tak bisa melesat lebih tinggi dari 60.000 kaki, demikian
penjelasan para insinyur Lockheed. Sayapnya merentang sepanjang 80 kaki yang
mampu menyimpan 1.350 galon bahan bakar. Sedangkan mesinnya dikerjakan oleh
Prat & Whitney, sebuah perusahaan pembuat mesin pesawat di Hartford,
Connecticut. Pakaian pilotnya pun khas, dan mirip seragam astronot berwarna
oranye yang dilengkapi lifevest,
oksigen darurat, dan sebagainya, begitu pula dengan helmnya. Berbicara mengenai
“matanya”, U-2 Dragonlady dilengkapi kamera eletro optik beresolusi tinggi yang
tersimpan dibagian perut. U-2 sendiri memiliki bermacam-macam kamera untuk berbagai
keperluan. Versi orisinil dari deretan kamera U-2 adalah “B-camera” yang dirancang
khusus oleh Dr. Edwin Land, penemu kamera polaroid, serta astronom Harvard,
Dr.James Baker pencipta lensa supersensitif.
Gambaran dari
keunggulan B-camera yaitu dapat memotret obyek seukuran koran dengan resolusi
yang amat jelas dari ketinggian jelajah 70.000 kaki. Proyek pembuatan U-2 dan
instalasi mata-matanya dikerjakan di hangar Lockheed di Burbank dengan kode
sandi Aquanote. Pesawatnya sendiri
diberi kode The Angel. Dikerjakan
oleh 23 enjinir yang dipimpin oleh Benjamin Rich dengan penanggung jawab proyek
Clarence “Kelly” Johnson. Proyek ini
dinamakan Skunk Works. U-2 uji coba terbang pertama pada tanggal 2 Agustus 1955, namun baru pada
tanggal 4 Agustus dapat benar-benar terbang hingga ketinggian 8.000 kaki dengan
pilot Tony Le Vier yang merupakan kepala pilot penguji pada Skunk Works.
Misi Pertama
Eisenhower
cenderung menginginkan nantinya pesawat ini diterbangkan oleh CIA dan bukannya
USAF dengan alasan CIA lebih mampu menjaga kerahasiaan. Selain itu apabila
terjadi sesuatu misalnya pesawat jatuh dan pilotnya tertangkap, apabila
pilotnya sipil maka kesensitifannya tidaklah tinggi dibandingkan jika dipiloti
oleh militer. Namun keputusan itu mendapat protes dari kalangan USAF, Panglima
Komando Udara Strategis (SAC) Jend. Curtis LeMay menilai CIA sepertinya
diizinkan memiliki AU sendiri. Akhirnya disepakati bahwa nantinya USAF akan
mengoperasikan juga U-2.
U-2 terbang dengan
misi perdana pada tanggal 4 Juli 1956, bertepatan dengan hari kemerdekaan
Amerika Serikat. Pilot pertama misi ini adalah Harven Stockman, dari CIA.
Detasemen pertama pesawat ini dinamakan “The
First Weather Reconnaisance Squadron” , pura-pura untuk meneliti cuaca.
Berlokasi di pojok yang tersembunyi
lanud Weisbaden, Jerman Barat dengan penjagaan ketat CIA bersenjata. U-2
terbang melintasi Polandia bagian utara, masuk ke wilayah Belarussia, melewati
kota Minsk kemudian berbelok kiri memasuki kota Leningrad (sekarang dikenal
dengan St. Petersburg).
Sejak penerbangan
perdananya rupanya Uni Sovyet sudah dapat mengendus dengan radarnya. Tapi mujur
pesawat-pesawat U-2 masih dapat kembali ke pangkalannya dengan selamat. Hingga
pada 1 Mei 1960 misi mata-mata U-2 berlanjut lagi dan naas pun menimpa skuadron
ini.
Amerika Akhirnya
Mengaku
Misi mata-mata U-2
yang berkedok skuadron peneliti cuaca akhirnya terbongkar setelah pilot Gary
Powers tertembak rudak SA-2 Soviet dan jatuh di wilayah Sverdlovsk, Uni Sovyet
pada tanggal 1 Mei 1960. Kejadian tersebut berlangsung dua pekan menjelang KTT
puncak antara AS dan Uni Sovyet di Paris. Meski membantah namun Eisenhower pada
akhirnya tersudut setelah PM Nikita Kruschev mengumumkan kepada publik
menjelang KTT dimulai bahwa pilot pesawat mata-mata itu tertangkap dan mengakui
misi spionasenya. Eisenhower pun tak berkutik dan benar-benar dipermalukan.
Dalam posisi tersudut, Eisenhower masih membela diri dengan alasan misi
penerbangan itu dikarenakan Kruschev telah menolak usulan Amerika Serikat
tentang kebijaksanaan “ruang udara yang terbuka”. Demi melunakkan Soviet dan
menyelamatkan KTT, Eisenhower pun mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan
melanjutkan lagi misi penerbangan tersebut.
Francis Gary Powers |
Namun tatkala Kruschev menuntut
permintaan maaf, Eisenhower tak tahan dan KTT pun batal. Akibatnya suhu perang dingin pun makin meningkat. Pentagon sangat
menyayangkan tertangkap hidup-hidupnya Gary Powers. Kenapa Gary Powers tidak
bunuh diri saja ? Karena setiap akan terbang CIA membekali pilot U-2 dengan
benda sebesar koin Dollar yang berisi pin berlapis racun untuk bunuh diri. Pin
ini hanyalah alternatif untuk keluar dari penderitaan. Karena santer
diberitakan bahwa jika perwira mata-mata yang tertangkap Sovyet akan mengalami
siksaan dan cuci otak secara sadis.
Namun militer
Sovyet tak cukup bodoh untuk memperlakukan Powers dengan cara seperti itu. Dia
dimanfaatkan untuk mengorek informasi sekaligus dijadikan pertukaran mata-mata
Sovyet yang tertangkap di New York pada tahun 1957, Kol. Rudolph Abel.
In God We Trust, All Other We Monitor
Pasca terbongkarnya
misi mata-mata U-2. Amerika Serikat tetap melanjutkan program spionase
udaranya, walau Eisenhower telah menghentikan misi tesebut di atas Soviet.
Dengan sistem dan program recon terbaru
U-2 cukup menyisir sepanjang perbatasan Sovyet saja tanpa harus masuk ke ruang
udaranya. Sementara itu Turki dan Jepang, dua negara yang menjadi basecamp U-2 di luar Amerika
Serikat terpaksa meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menutup pangkalannya,
sebagai akibat tekanan dari Sovyet. CIA
tetap menerbangkan U-2 karena terlanjur meyakini bahwa setiap foto U-2 setara
dengan kerja 1000 mata-mata, apalagi karena misi pengintaian di atas Kuba
berhasil mengusir kekuatan udara Sovyet dari negeri Fidel Castro itu. Ini
terjadi pada tahun 1962, ketika secara diam-diam Sovyet mendirikan stasiun
peluncur rudal balistik jarak sedang untuk menohok Amerika dari selatan.
Ketika
pengoperasian U-2 dilakukan melalui kapal induk, praktis seluruh dunia terliput
oleh U-2. Entah itu kawan maupun lawan:
- Mei 1964, pesawat U-2 ditugasi memata-matai percobaan nuklir Perancis di Atol Muruora, Polinesia Perancis.
- Pertengahan 1970, U-2 terbang ke Berbera, Somalia untuk memotret instalasi Sovyet disana. Sovyet dikabarkan membangun pelabuhan di Berbera yang dapat dijadikan pusat penyimpanan dan suplai senjata untuk termasuk rudal untuk armada Sovyet di Samudera Hindia.
- April 1974, CIA mengakhiri kiprahnya sebagai operator U-2 selama 20 tahun dan menyerahkan sepenuhnya kepada USAF. Tugas U-2 pun diperluas untuk memantau bencana, topografi, bahkan memantau peredaran narkoba dan perkembangan ladang poppy di seluruh dunia.
Tak diketahui apakah Indonesia termasuk sasaran patroli rutin U-2 Dragonlady dari Laverton, khususnya pada masa Trikora dan Dwikora. Yang pasti Belanda kaget ketika seorang perwira CIA memperlihatkan foto udara persiapan kekuatan militer Indonesia untuk merebut Irian Barat di lanud Iswahjudi . Pada pangkalan AURI di Madiun tersebut berjejer pesawat pembom Tu-16 dan jet tempur MiG-21.
Pasca perang dingin
misi mata-mata U-2 berlanjut,
- Tahun 1990, pengoperasian U-2 terutama ditujukan terhadap Iraq sebagai langkah awal Operation Desert Storm. U-2 yang beroperasi di Iraq ini diterbangkan dari Arab Saudi. Sedangkan untuk Bosnia terkait dengan peperangan sebagai akibat pecahnya negara Yugoslavia. U-2 dalam misi Bosnia diterbangkan dari pangkalannya di Inggris kemudian Perancis.
- Oktober 1998, U-2 terbang diatas Kosovo untuk memantau perkembangan konflik etnis di Balkan. Ketika Serbia berusaha menekan bekas wilayahnya yang ingin memisahkan diri itu. U-2 untuk misi Kosovo berpangkalan di Aviano, Italia.
- September 2001, Operation Enduring Freedom dikampanyekan Amerika Serikat pasca tragedi 9/11. U-2 ditugaskan memata-matai Afghanistan sebelum pasukan koalisi memasuki wilayah tersebut. Pangkalannya berada di lanud Al Dhafra di dekat Abu Dhabi, UEA. Karena Arab Saudi menampik wilayahnya untuk operasi tersebut.
- Februari 2003, Penerbangan mata-mata U-2 di Iraq dimulai kembali dengan mendukung PBB dalam inspeksi persenjataan Iraq. Namun misi tersebut tidak lama karena Bush mencari-cari alasan guna menginvasi Saddam Husein. Operation Iraqi Freedom pun digelar. Operasi militer besar-besaran ini melibatkan 15 pesawat U-2. Kali ini Arab Saudi mengizinkan wilayahnya untuk ditempat dua pesawat U-2.
USAF sendiri
meningkatkan lagi kemampuan mata-mata
dan jelajah pesawat ini sehingga
diharapkan tetap dapat dioperasikan hingga tahun 2040 meskipun ada rencana
Pentagon untuk memensiunkan U-2 yang diumumkan pada 26 Januari 2012 lalu.
Pesawat jet yang
telah berusia lebih dari setengah abad itu masih terus beroperasi memantau dan
mengawasi dunia dari udara .Sebagaimana kredo dari skuadron ini, IN GOD WE
TRUST, ALL OTHER WE MONITOR. (mss/z7)
Sumber: Edisi Koleksi Angkasa: Cold War Series.
Indonesia perlu buat pesawat macam U-2
ReplyDeletePesawat U-2 terdeteksi Uni Sovyet, kunjungan balasan ya ke blog saya www.goocap.com
ReplyDeletePesawat U2 akhirnya berhasil ditembak jatuh Uni Soviet
ReplyDelete