Nabi Musa as wafat sebelum beliau
menginjakkan kakinya di tanah Kana'an. Adapun nasib Bani Israel sendiri
dipimpim oleh Yusya' bin Nuh atau dalam Bible beliau disebut Joshua.
Menurut para ahli tafsir, beliaulah yang menemani Nabi Musa as dalam
surat al Kahfi ayat ke-60 dan 62.
Zaman Setelah Nabi Musa as
Di bawah kepemimpinan Yusya' bin Nuh
ini, Bani Israel mulai menyusun serangan dalam satu pasukan generasi
baru setelah empat puluh tahun lamanya mereka terlunta-lunta di padang
pasir. Pada tahun 1190 sebelum Masehi, beliau berhasil menaklukkan musuh
dan menduduki kota Jericho.
Kemudian mereka menyerang kota Adi,
sebelah Ramallah, dan berusaha menaklukan al Quds (yang ketika itu
menjadi ibu kota bangsa Yabus). Namun, beliau gagal. Jumlah pasukan yang
lebih kecil dari musuh membuat mereka terhalang untuk menguasai semua
wilayah di Kana'an (Palestina). Yusha bin Nuh adalah seorang pahlawan
yang gagah berani dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad nama beliau disebut oleh Rasul sebagai berikut:
"Sesungguhnya matahari belum pernah ditahan bagi manusia kecuali untuk Yusya'di hari-hari pertempurannya merebut kota al Quds."
ilustrasi Yusya bin Nuh yang sedang berdo'a agar matahari tertahan |
Sepeninggal Yusya', Yahudi dipimpin oleh
sekelompok pemimpin yang dikenal dengan sebutan "Para Hakim", dan zaman
mereka ini dikenal dengan nama "Zaman Para Hakim". Kondisi masyrakat
Bani Israel ketika di Palestina kembali mengalami penyelewengan moral
serta agama. Dan hal ini lebih akut dan sulit untuk diperbaiki. Sepuluh
perintah Allah dari Nabi Musa as dalam Taurat banyak yang diselewengkan.
Memang mereka menguasai tanah Palestina, tetapi kesatuan dan kekuatan
mereka lemah akibat dari perbuatan mereka sendiri yang lebih
mementingkan nafsu diri sendiri.
Di saat itulah banyak kabilah-kabilah
badui yang menyerang mereka. Dalam keadan terjepit, Allah melahirkan di
tengah-tengah mereka Para Hakim. Dan kepemimpinan mereka ini tidak
berdasarkan hak warisan keturunan. Mereka mendapatkan posisi ini setelah
melewati serangkaian ujian berat.
Dengan adanya ujian ini, lahirlah
para pahlawan Bani Israel. Karena itu dalam satu waktu, bisa saja
terdapat beberapa hakim yang maju bersama-sama memerangi musuh-musuh
mereka. Dan pemerintahan para hakim ini berlangsung selama 150 tahun.
Dari sekian para hakim, yang terkenal adalah:
1. Gideon
Ia berusaha menyatukan Bani Israel di
bawah kekuasaannya. Namun, watak keras kepala Bani Israel telah
menenggelamkan rasa persatuan dan solidaritas mereka. Inilah faktor yang
menghambat tujuan Gideon.
ilustrasi Gideon sedang menyerang
2. Samson
Ia adalah seorang yang keras dan kuat.
Banyak peran yang dilakukannya dalam memerangi bangsa Filistine. Dalam
film Samson and Delillah beliau digambarkan tidak terhormat karena
gara-gara wanita beliau terhina.
3. Samuel
Ia adalah seorang pemimpin agama yang
kemudian dijadikan Nabi. Beliaulah yang merupakan kisah di mana Thalut
menjadi jenderal untuk berperang dengan Jalut di surat Al Baqarah ayat
ke-246 hingga 251. Pada masa beliau, Bani Israel dalam masa-masa sulit
sebagai sebuah bangsa besar. Mereka ingin agar kejayaan sebagai sebuah
bangsa besar dapat terwujud. Dan ini hanya diraih dengan berperang
melawan musuh-musuh mereka. Karena itulah, mereka meminta kepada Nabi
Samuel untuk menentukan seorang raja bagi mereka yang dapat memimpin dan
berperang melawan musuh-musuh mereka. Selanjutnya Anda dapat merujuk ke
surat al Baqarah ayat ke-246 hingga 251.
4. Deborah
Beliau adalah seorang wanita yang kuat
dan nekatan. Ia mampu mengambil peran laki-laki dalam berbagai
peperangan. Ia adalah seorang wanita keturunan Ephraem. Masa Para Hakim
ini berlangsung hingga berdirinya kerajaan Bani Israel. Jumlah mereka
sampai lima belas hakim di antara mereka yang telah disebutkan di atas
adalah Tashnael, Ahor, Shamago, Yadan, Yefta dan lain-lain. Para
sejarawan mengatakan bahwa pada zaman Para Hakim, Bani Israel mirip
dengan Amerika Serikat: setiap wilayah satu suku dipimpin oleh beberapa
pembesar suku. Suku-suku ini semuanya saling berhubungan dan disatukan
oleh satu ikatan.
Jika Anda membaca Kitab Para Hakim di Bible, Anda akan
mendapatkan kesimpulan bahwa masa ini adalah masa terburuk Bani Israel.
Kejahatan dan kemungkaran tersebar, patung-patung disembah, orang-orang
saleh dibunuh dan perzinaan semarak. Akibat dari penyimpangan akidah
dan moral, Bani Israel tertimpa banyak cobaan dan serangan musuh. Puncak
dari keputus-asaan mereka ini disampaikan melalui dialog di surat al
Baqarah tadi. Maka Allah memilih Thalut atau Saul sebagai pemimpin
perang.
ilustrasi Thalut diresmikan menjadi
pemimpin perang oleh Nabi Samuel Dan jadilah beliau pemimpin Bani Israel
untuk berperang. Dan ini terjai pada 1025 sebelum Masehi. Thalut atau
Saul adalah raja pertama Bani Israel. Namun, beliau tidak pernah berada
di ibu kota. Hidupnya lebih banyak dihabiskan di tenda militer dan medan
pertempuran. Musuh-musuhnya tidak pernah memberi kesempatan untuk
membentuk entitas sebuah kerajaan.
Peperangan beliau yang termashur adalah
ketika berhadapan dengan Jalut atau Goliath. Tidak hanya karena pasukan
yang dibawanya yang sedikit melawan pasukan berjumlah besar, tetapi juga
tampilnya seorang anak muda yang berhasil membunuh Jaluth atau Goliath,
Daud yang kemudian juga menjadi raja sekaligus nabi.
Nabi Daud as atau David lahir di kota
Betlehem. Beliau adalah Daud bin Yussa. Di masa remajanya beliau adalah
penggembala kambing, sebuah profesi para nabi dan rasul sebelum di
angkat menjadi nabi atau rasul. Nabi Daud as menjadi raja setelah Thalut
wafat. Beliau menjadi raja pada tahun 1044 sebelum Masehi hingga 963
sM. Kira-kira 40 tahun masa pemerintahan beliau. Pada tujuh tahun
pertama pemerintahannya, el Khalil (Hebron) adalah ibu kota kerajaan.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ibu kota kerajaan dipindahkan ke
Yerusalem. Pada masa pemerintahannya, beliau berhasil menaklukkan dan
mengusir bangsa Yabus dari kota al Quds pada tahun 995 sM.
Beliau adalah pendiri kerajaan Islam
untuk Bani Israel di Palestina yang sesungguhnya. Kerajaan Islam?
Mungkin Anda bertanya demikian. Mengapa disebut kerajaan Islam? Pembaca
yang budiman, semua Nabi dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membawa satu misi tunggal yang sama: Tiada
Tuhan selain Allah. Dan ini adalah tauhid. Dan inti dari Islam. Yang
membedakan hanyalah syariat. Syariat Nabi Musa as dan Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berbeda, karena kondisi waktu dan tempat
serta memang itu adalah ketetapan Allah. Maka kita pun harus bangga
bahwa pendiri kerajaan dan kejayaan Islam pertama di bumi Palestina
adalah Nabi Daud as. Ini penting untuk disampaikan di sini.
Karena bumi Allah ini hanya untuk orang
muslim untuk diolah sesuai titah pertama: khalifatullah fil ardh. Maka
gaungkan bahwa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiaman as adalah pendiri
kejayaan umat Islam Bani Israel di Palestina. Nantinya, apabila ada
selain umat Islam yang ingin menginjakkan kakinya di tanah suci
Palestina ia harus bertauhid. Jika tidak, maka bangsa manapun tidak
pantas berada di Palestina sebagai penguasa. Inilah apa yang disampaikan
oleh Nabi Musa as pertama kali kepada Bani Israel untuk mengusir bangsa
Filistine dari Palestina. Karena misi sentral Nabi Musa as adalah
tauhid dan bangsa Filistine saat itu adalah bangsa berideologi pagan.
Dan ini akan berlanjut di masa mendatang
ketika semua umat Islam harus berhadapan dengan bangsa non Muslim di
Palestina untuk pengusiran besar-besaran demi kesucian tanah Palestina
dan demi tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Musa as hingga Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ini juga penting disampaikan di sini
bahwa nabi Daud as adalah beragama Islam. Maka jika Geert Wilders dalam
wawancaranya mengatakan I don't hate moslem but I hate Islam,
maka ia telah membenci apa yang dibawa oleh Nabi Musa as dan Nabi Daud
as. Dan kalimat Geert Wilders tersebut pun dalam konteks agar umat Islam
mengganti agamanya.
Karena yang ia "bakar" adalah lumbung
yang bernama Islam sementara isinya tidak dibakar. Padahal bila
seseorang tidak ingin terbakar olehnya ia harus keluar dari lumbung
tersebut. Ini artinya ia harus keluar dari agama Islam. Sebuah kalimat
bersayap agar umat Islam berganti agama atau tidak beragama Islam!
Setelah Nabi Daud as wafat, maka sebagai penggantinya adalah Nabi
Sulaiman as. Zaman beliau ini secara umum adalah zaman tenang baik
secara politik, sosial dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan Nabi Daud
as telah menghilangkan segala rintangan dan menaklukkan seluruh kekuatan
politik. Dengan demikian, Nabi Sulaiman as dapat berkonsentrasi pada
pembangunan dan perluasan kerajaan Beliau menjadi raja pada tahun 963
hingga wafat pada tahun 923 sM.
Kejayaan kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as
ini merupakan hal yang wajar. Di satu sisi karena masa tenang secara
politik juga karena Nabi Sulaiman as memohon agar beliau diberi sebuah
masa kerajaan yang hebat hingga tidak ada lagi Nabi sesudahnya yang
diberi anugerah seperti beliau. Artinya, semasa hidup Nabi sesudah Nabi
Sulaiman as tidak memiliki apa yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman as
Permintaan beliau terbatas pada nabi bukan umat. Sebab kejayaan umat
Islam zaman sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lebih
besar dan hebat dari kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as. Dan pada
masa ini beliau membangun sebuah masjid yang diklaim oleh Yahudi sebagai
kuil. Istilah kuil lebih dekat kepada agama pagan, sementara masjid
lebih dekat istilahnya kepada Islam.
Maket
ilusi Yahudi-Zionis akan kuil(?) Nabi Sulaiman as. Perhatikan bagaimana
kuil tersebut menyimbolkan agama pagan dari pada agama Islam (tauhid).
Jika memang Nabi Sulaiman as membangun
sebuah masjid tentu masjid tersebut bukanlah tempat menyimpan harta yang
banyak. Sebab di zaman sekarang banyak Yahudi yang menduga di bawah
reruntuhan kuil itu terdapat harta Nabi Sulaiman as yang kini di atasnya
berdiri masjid al Aqsa. Sebagai seorang muslim dan Nabi, raja Sulaiman
tidaklah mungkin menyimpan harta kekayaannya di kuilnya. Menurut Sayid
Quthub dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
"Tidak semua penduduk bumi menjadi tentara Nabi Sulaiman, karena kerajaannya tidak lebih dari apa yang ada sekarang dikenal dengan Palestina (ini benar menurut penulis, karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Sulaiman hanya untuk Bani Israel dan tanah Palestina sebagai misi warisan dari Nabi Musa dan bukan untuk menguasai seluruh jazirah Timur Tengah. Karena itu tadi, dakwah Islam Nabi Sulaiman terbatas pada bangsa Israel, demikian pendapat penulis yang setuju dengan pendapat Sayid Quthub). Juga tidak semua jin dan burung ditundukkan bagi Nabi Sulaiman, hanya beberapa kelompok dari mereka."
Demikian pendapat Sayid Quthub. Sebagai
kata penutup untuk bab ini, Nabi Sulaiman inilah yang menjadi sasaran
fitnah Yahudi Zionis di masa mendatang sebagai penguasa ilmu sihir dan
pelindung setan. Fitnah terus berlangsung dengan ilusi tentang kuil yang
sejatinya hanyalah sebuah masjid untuk beribadat. Tetapi oleh
Yahudi-Zionis dijadikan alasan untuk meruntuhkan masjid al Aqsa dan
mendirikan kerajaan setan berlandaskan ilmu sihir Kabbalah.
Gambar ilusi kuil Nabi Sulaiman as
Hal ini disampaikan oleh Allah dalam
surat al Baqarah ayat ke-102 tentang fitnah atas Nabi Sulaiman as yang
penyembah Iblis dan pelindung setan serta memiliki ilmu sihir penerus
ilmu sihir Kabbalah. (mss/a7)