Sunday, October 14, 2012

dari Mesir ke Palestina (3) : Zaman Setelah Nabi Musa as

Nabi Musa as wafat sebelum beliau menginjakkan kakinya di tanah Kana'an. Adapun nasib Bani Israel sendiri dipimpim oleh Yusya' bin Nuh atau dalam Bible beliau disebut Joshua. Menurut para ahli tafsir, beliaulah yang menemani Nabi Musa as dalam surat al Kahfi ayat ke-60 dan 62.


Zaman Setelah Nabi Musa as
 
Di bawah kepemimpinan Yusya' bin Nuh ini, Bani Israel mulai menyusun serangan dalam satu pasukan generasi baru setelah empat puluh tahun lamanya mereka terlunta-lunta di padang pasir. Pada tahun 1190 sebelum Masehi, beliau berhasil menaklukkan musuh dan menduduki kota Jericho.

Kemudian mereka menyerang kota Adi, sebelah Ramallah, dan berusaha menaklukan al Quds (yang ketika itu menjadi ibu kota bangsa Yabus). Namun, beliau gagal. Jumlah pasukan yang lebih kecil dari musuh membuat mereka terhalang untuk menguasai semua wilayah di Kana'an (Palestina). Yusha bin Nuh adalah seorang pahlawan yang gagah berani dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad nama beliau disebut oleh Rasul sebagai berikut:
"Sesungguhnya matahari belum pernah ditahan bagi manusia kecuali untuk Yusya'di hari-hari pertempurannya merebut kota al Quds."
yusya-bin-nuh
ilustrasi Yusya bin Nuh yang sedang berdo'a agar matahari tertahan

Sepeninggal Yusya', Yahudi dipimpin oleh sekelompok pemimpin yang dikenal dengan sebutan "Para Hakim", dan zaman mereka ini dikenal dengan nama "Zaman Para Hakim". Kondisi masyrakat Bani Israel ketika di Palestina kembali mengalami penyelewengan moral serta agama. Dan hal ini lebih akut dan sulit untuk diperbaiki. Sepuluh perintah Allah dari Nabi Musa as dalam Taurat banyak yang diselewengkan. Memang mereka menguasai tanah Palestina, tetapi kesatuan dan kekuatan mereka lemah akibat dari perbuatan mereka sendiri yang lebih mementingkan nafsu diri sendiri.

Di saat itulah banyak kabilah-kabilah badui yang menyerang mereka. Dalam keadan terjepit, Allah melahirkan di tengah-tengah mereka Para Hakim. Dan kepemimpinan mereka ini tidak berdasarkan hak warisan keturunan. Mereka mendapatkan posisi ini setelah melewati serangkaian ujian berat. 

Dengan adanya ujian ini, lahirlah para pahlawan Bani Israel. Karena itu dalam satu waktu, bisa saja terdapat beberapa hakim yang maju bersama-sama memerangi musuh-musuh mereka. Dan pemerintahan para hakim ini berlangsung selama 150 tahun. Dari sekian para hakim, yang terkenal adalah:

1. Gideon
Ia berusaha menyatukan Bani Israel di bawah kekuasaannya. Namun, watak keras kepala Bani Israel telah menenggelamkan rasa persatuan dan solidaritas mereka. Inilah faktor yang menghambat tujuan Gideon.
gideon
ilustrasi Gideon sedang menyerang

2. Samson
Ia adalah seorang yang keras dan kuat. Banyak peran yang dilakukannya dalam memerangi bangsa Filistine. Dalam film Samson and Delillah beliau digambarkan tidak terhormat karena gara-gara wanita beliau terhina.

3. Samuel
Ia adalah seorang pemimpin agama yang kemudian dijadikan Nabi. Beliaulah yang merupakan kisah di mana Thalut menjadi jenderal untuk berperang dengan Jalut di surat Al Baqarah ayat ke-246 hingga 251. Pada masa beliau, Bani Israel dalam masa-masa sulit sebagai sebuah bangsa besar. Mereka ingin agar kejayaan sebagai sebuah bangsa besar dapat terwujud. Dan ini hanya diraih dengan berperang melawan musuh-musuh mereka. Karena itulah, mereka meminta kepada Nabi Samuel untuk menentukan seorang raja bagi mereka yang dapat memimpin dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Selanjutnya Anda dapat merujuk ke surat al Baqarah ayat ke-246 hingga 251.

4. Deborah
Beliau adalah seorang wanita yang kuat dan nekatan. Ia mampu mengambil peran laki-laki dalam berbagai peperangan. Ia adalah seorang wanita keturunan Ephraem. Masa Para Hakim ini berlangsung hingga berdirinya kerajaan Bani Israel. Jumlah mereka sampai lima belas hakim di antara mereka yang telah disebutkan di atas adalah Tashnael, Ahor, Shamago, Yadan, Yefta dan lain-lain. Para sejarawan mengatakan bahwa pada zaman Para Hakim, Bani Israel mirip dengan Amerika Serikat: setiap wilayah satu suku dipimpin oleh beberapa pembesar suku. Suku-suku ini semuanya saling berhubungan dan disatukan oleh satu ikatan. 

Jika Anda membaca Kitab Para Hakim di Bible, Anda akan mendapatkan kesimpulan bahwa masa ini adalah masa terburuk Bani Israel. Kejahatan dan kemungkaran tersebar, patung-patung disembah, orang-orang saleh dibunuh dan perzinaan semarak. Akibat dari penyimpangan akidah dan moral, Bani Israel tertimpa banyak cobaan dan serangan musuh. Puncak dari keputus-asaan mereka ini disampaikan melalui dialog di surat al Baqarah tadi. Maka Allah memilih Thalut atau Saul sebagai pemimpin perang.

thalut

ilustrasi Thalut diresmikan menjadi pemimpin perang oleh Nabi Samuel Dan jadilah beliau pemimpin Bani Israel untuk berperang. Dan ini terjai pada 1025 sebelum Masehi. Thalut atau Saul adalah raja pertama Bani Israel. Namun, beliau tidak pernah berada di ibu kota. Hidupnya lebih banyak dihabiskan di tenda militer dan medan pertempuran. Musuh-musuhnya tidak pernah memberi kesempatan untuk membentuk entitas sebuah kerajaan.

Peperangan beliau yang termashur adalah ketika berhadapan dengan Jalut atau Goliath. Tidak hanya karena pasukan yang dibawanya yang sedikit melawan pasukan berjumlah besar, tetapi juga tampilnya seorang anak muda yang berhasil membunuh Jaluth atau Goliath, Daud yang kemudian juga menjadi raja sekaligus nabi.

nabi-daud

 Nabi Daud as atau David lahir di kota Betlehem. Beliau adalah Daud bin Yussa. Di masa remajanya beliau adalah penggembala kambing, sebuah profesi para nabi dan rasul sebelum di angkat menjadi nabi atau rasul. Nabi Daud as menjadi raja setelah Thalut wafat. Beliau menjadi raja pada tahun 1044 sebelum Masehi hingga 963 sM. Kira-kira 40 tahun masa pemerintahan beliau. Pada tujuh tahun pertama pemerintahannya, el Khalil (Hebron) adalah ibu kota kerajaan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Yerusalem. Pada masa pemerintahannya, beliau berhasil menaklukkan dan mengusir bangsa Yabus dari kota al Quds pada tahun 995 sM.

Beliau adalah pendiri kerajaan Islam untuk Bani Israel di Palestina yang sesungguhnya. Kerajaan Islam? Mungkin Anda bertanya demikian. Mengapa disebut kerajaan Islam? Pembaca yang budiman, semua Nabi dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membawa satu misi tunggal yang sama: Tiada Tuhan selain Allah. Dan ini adalah tauhid. Dan inti dari Islam. Yang membedakan hanyalah syariat. Syariat Nabi Musa as dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berbeda, karena kondisi waktu dan tempat serta memang itu adalah ketetapan Allah. Maka kita pun harus bangga bahwa pendiri kerajaan dan kejayaan Islam pertama di bumi Palestina adalah Nabi Daud as. Ini penting untuk disampaikan di sini.

Karena bumi Allah ini hanya untuk orang muslim untuk diolah sesuai titah pertama: khalifatullah fil ardh. Maka gaungkan bahwa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiaman as adalah pendiri kejayaan umat Islam Bani Israel di Palestina. Nantinya, apabila ada selain umat Islam yang ingin menginjakkan kakinya di tanah suci Palestina ia harus bertauhid. Jika tidak, maka bangsa manapun tidak pantas berada di Palestina sebagai penguasa. Inilah apa yang disampaikan oleh Nabi Musa as pertama kali kepada Bani Israel untuk mengusir bangsa Filistine dari Palestina. Karena misi sentral Nabi Musa as adalah tauhid dan bangsa Filistine saat itu adalah bangsa berideologi pagan.

Dan ini akan berlanjut di masa mendatang ketika semua umat Islam harus berhadapan dengan bangsa non Muslim di Palestina untuk pengusiran besar-besaran demi kesucian tanah Palestina dan demi tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Musa as hingga Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ini juga penting disampaikan di sini bahwa nabi Daud as adalah beragama Islam. Maka jika Geert Wilders dalam wawancaranya mengatakan I don't hate moslem but I hate Islam, maka ia telah membenci apa yang dibawa oleh Nabi Musa as dan Nabi Daud as. Dan kalimat Geert Wilders tersebut pun dalam konteks agar umat Islam mengganti agamanya.

Karena yang ia "bakar" adalah lumbung yang bernama Islam sementara isinya tidak dibakar. Padahal bila seseorang tidak ingin terbakar olehnya ia harus keluar dari lumbung tersebut. Ini artinya ia harus keluar dari agama Islam. Sebuah kalimat bersayap agar umat Islam berganti agama atau tidak beragama Islam! Setelah Nabi Daud as wafat, maka sebagai penggantinya adalah Nabi Sulaiman as. Zaman beliau ini secara umum adalah zaman tenang baik secara politik, sosial dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan Nabi Daud as telah menghilangkan segala rintangan dan menaklukkan seluruh kekuatan politik. Dengan demikian, Nabi Sulaiman as dapat berkonsentrasi pada pembangunan dan perluasan kerajaan Beliau menjadi raja pada tahun 963 hingga wafat pada tahun 923 sM.

Kejayaan kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as ini merupakan hal yang wajar. Di satu sisi karena masa tenang secara politik juga karena Nabi Sulaiman as memohon agar beliau diberi sebuah masa kerajaan yang hebat hingga tidak ada lagi Nabi sesudahnya yang diberi anugerah seperti beliau. Artinya, semasa hidup Nabi sesudah Nabi Sulaiman as tidak memiliki apa yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman as Permintaan beliau terbatas pada nabi bukan umat. Sebab kejayaan umat Islam zaman sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lebih besar dan hebat dari kerajaan Islam zaman Nabi Sulaiman as. Dan pada masa ini beliau membangun sebuah masjid yang diklaim oleh Yahudi sebagai kuil. Istilah kuil lebih dekat kepada agama pagan, sementara masjid lebih dekat istilahnya kepada Islam.

kuil-sulaiman
Maket ilusi Yahudi-Zionis akan kuil(?) Nabi Sulaiman as. Perhatikan bagaimana kuil tersebut menyimbolkan agama pagan dari pada agama Islam (tauhid).

Jika memang Nabi Sulaiman as membangun sebuah masjid tentu masjid tersebut bukanlah tempat menyimpan harta yang banyak. Sebab di zaman sekarang banyak Yahudi yang menduga di bawah reruntuhan kuil itu terdapat harta Nabi Sulaiman as yang kini di atasnya berdiri masjid al Aqsa. Sebagai seorang muslim dan Nabi, raja Sulaiman tidaklah mungkin menyimpan harta kekayaannya di kuilnya. Menurut Sayid Quthub dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
"Tidak semua penduduk bumi menjadi tentara Nabi Sulaiman, karena kerajaannya tidak lebih dari apa yang ada sekarang dikenal dengan Palestina (ini benar menurut penulis, karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Sulaiman hanya untuk Bani Israel dan tanah Palestina sebagai misi warisan dari Nabi Musa dan bukan untuk menguasai seluruh jazirah Timur Tengah. Karena itu tadi, dakwah Islam Nabi Sulaiman terbatas pada bangsa Israel, demikian pendapat penulis yang setuju dengan pendapat Sayid Quthub). Juga tidak semua jin dan burung ditundukkan bagi Nabi Sulaiman, hanya beberapa kelompok dari mereka."
Demikian pendapat Sayid Quthub. Sebagai kata penutup untuk bab ini, Nabi Sulaiman inilah yang menjadi sasaran fitnah Yahudi Zionis di masa mendatang sebagai penguasa ilmu sihir dan pelindung setan. Fitnah terus berlangsung dengan ilusi tentang kuil yang sejatinya hanyalah sebuah masjid untuk beribadat. Tetapi oleh Yahudi-Zionis dijadikan alasan untuk meruntuhkan masjid al Aqsa dan mendirikan kerajaan setan berlandaskan ilmu sihir Kabbalah.

kuil-sulaiman1
Gambar ilusi kuil Nabi Sulaiman as

Hal ini disampaikan oleh Allah dalam surat al Baqarah ayat ke-102 tentang fitnah atas Nabi Sulaiman as yang penyembah Iblis dan pelindung setan serta memiliki ilmu sihir penerus ilmu sihir Kabbalah. (mss/a7)

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks