Sunday, October 14, 2012

dari Mesir ke Palestina (10) : Talmud, Yahudi dan Zionisme

Zionisme adalah akidah dan manhaj Yahudi yang tertera secara global di dalam kitab Perjanjian Lama dan secara rinci di Talmud. Akidah dan manhaj Zionisme ini yang berdiri atas keyakinan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang paling utama di dunia, mereka dasarkan kepada sebuah perintah Tuhan kepada Nabi Ibrahim as untuk meninggalkan negeri asalnya yang terletak antara dua sungai menuju negeri Kan’an untuk menetap di sana. Ini menurut keyakinan mereka yang dipelopori oleh Rabi Ezra, adalah sebuah janji Tuhan kepada Bani Israel bahwa Kan’an (atau Palestina saat ini) adalah milik mereka, dan bukan milik bangsa lain meski nama Palestina saat ini adalah diambil dari bangsa Philistine yang mendiami tanah Kan’an sebelum Bani Israel.


Nama gerakan ini diambil dari sebuah bukit Sion. Filsafat Zionisme memandang bahwa orang Yahudi tidak akan mungkin menemukan jati dirinya kecuali di negeri Isarel, dan bahwa Allah tidak akan mungkin disembah kecuali di negeri Israel.

Zionisme yang mulai diletupkan oleh Rabi Ezra yang melihat Bani Israel tercerai-berai setelah hancur oleh bangsa Babilonia dan mendapat izin dari kerajaan Persia, adalah filsafat pengembalian bangsa Yahudi ke tanah Palestina untuk mendirikan kerajaan Israel Raya.

Bangunan filsafat Zionisme berdiri atas pemikiran fanatisme terhadap ras Yahudi dan atas tafsiran pembangkangan Yahudi, yaitu tidak taat kepada Yahweh (Nama Tuhan agama Yahudi) dengan cara mengkhianati bangsa atau ras Yahudi dan berbaur dengan bangsa Goyim (nama panggilan orang non-Yahudi oleh Yahudi), lalu memakai adat istiadat mereka.

Bangunan filsafat Zionisme juga berdiri atas pemikiran tentang adanya suatu kelompok Yahudi yang tidak berdosa, tidak mengkhianati ras Yahudi, dan hanya memperhatikan kepentingan Yahudi, lalu Yahweh akan mengirim seorang penyelamat (messias) atau orang yang mendapat petunjuk (al mahdi) pada mereka untuk mengembalikan kerajaan Israel Raya. Sang penyelamat ini akan kembali membangun sebuah kerajaan teladan yang wajib direalisasikan agar keadilan dunia merata, lalu Yahweh akan ridha pada mereka sehingga bumi akan mengeluarkan susu dan madunya.

Zionisme tidak hanya terbangun dari penafsiran salah akan Taurat (Taurat yang dimaksud ini adalah “karya” dari rabi Ezra dan Nehemia), ideologi ini juga terinspirasi lebih nyata dalam Talmud. Ini bukanlah hal yang mengejutkan. Ketika Rabi Ezra dan Nehemia mulai menyusun Taurat mereka juga mulai menyampaikan “Taurat Lisan” kepada Bani Israel dan menyebutkan bahwa inilah saat kebangkitan kembali kejayaan Bani Israel dengan satu nama agama baru dan ras baru: Yahudi.

Untuk menyebutkannya secara terang-terangan di Taurat adalah tidak mungkin, maka para rabi menyatakan bangunan ideologi tersebut dalam “Taurat Lisan” atau Talmud.

Meski ideologi Zionisme belum memiliki nama ini pada zaman tersebut, namun cikal-bakal gerakan ini mulai bangkit perlahan-perlahan di zaman penjajahan bangsa Romawi. Di zaman inilah awal gerakan Zionisme yang masih prematur dan belum mengakar.

Seperti yang penulis sampaikan pada artikel sebelumnya, ideologi ini lahir dari keprihatinan para rabi (Ezra dan Nehemia) yang melihat Bani Israel terjajah tidak ada habisnya dan mereka berada di negeri Babilonia di bawah kekuasaan bangsa Persia.

Jauh dari tanah Palestina, mendapatkan pengaruh paganisme, tercerai-berai baik ikatan keluarga maupun religius dan tidak memiliki tokoh pemersatu membuat semua ini sebagai inspirasi bagi para rabi untuk menyatukan mereka seperti zaman Nabi Daud as. Beliau adalah satu-satunya tokoh pemersatu sekaligus pembawa kejayaan Bani Israel di tanah Palestina. Dan para rabi mengambil alih ketokohan Nabi Daud as yang tidak hanya seorang Nabi tapi sekaligus seorang pemimpin dan raja, dalam struktur bangsa Yahudi: pemimpin spiritual sekaligus pemimpin umat dalam politik.

Oleh karenanya, dalam Talmud begitu besar kekuasaan para rabi ini. Dan rabi melihat ini sebagai peluang untuk mencapai “angan-angan di siang bolong” bahwa Yahudi harus menjadi pemimpin dunia. Sebuah mimpi yang terbangun dari lintas zaman penjajahan dari bangsa-bangsa lain.

Sebagai gambaran utuh berikut penulis sajikan kepada Anda runtutan zaman penjajahan yang diderita oleh Bani Israel dan Yahudi secara beruntun:
  1. Kerajaan Babilonia (586-538 sM)
  2. Kerajaan Persia (538-330 sM)
  3. Kerajaan Yunani (330-323 sM)
  4. Kerajaan Yunani dinasti Ptolemaik (323-200 sM)
  5. Kerajaan Yunani dinasti Seleucid (200-167 sM)
  6. Kerajaan Yunani dinasti Maccabee (167-63 SM)
  7. Imperium Romawi (63 sM-638 M)
Seiring berjalanya waktu, keberadaan rabi yang menyampaikan Talmud semakin beragam, seiring itu pula terjadi pertentangan dan timbul sekte-sekte. Dan kepemimpinan rabi pun semakin tidak memiliki kewibawaan.

Untuk menyelesaikan masalah penting ini yaitu kekosongan kepemimpinan, maka dihembuskan oleh para rabi akan ide Raja keturunan Nabi Daud a.s yang disebut Al Masih al Muntadhor, Al Masih yang Ditunggu-tunggu.

Mahdisme atau Mesianisme adalah falsafah atau akidah kaum Yahudi. Mereka berpendapat bahwa al Masih adalah juru selamat yang akan membebaskan kaum Yahudi dari perbudakan dan penganiayaan bangsa-bangsa lain. Kehadiran al Masih ini akan membawa mereka kepada keadilan dan kedamaian, dan bumi akan menjadi subur. Konsep al Masih yang merupakan keturunan dari Nabi Daud a.s inilah yang membuat para rabi untuk membuat konsep kerja yang lebih nyata tapi dibungkus dalam kesucian, maka lahirlah kitab Talmud tersebut.

Adapun dalam praktik langsung di lapangan dalam bentuk non-religius maka lahirlah konsep politik jahat Zionis alam kerangka kerja yang terkenal : The Protocol of Learned Elders of Zion.

Protokol ini yang sudah masyhur dan terkuak oleh sejarah inilah kerangka kerja Zionis di dunia saat ini. Dan protokol inilah diterjemahkan secara sempurna oleh Yahudi di Amerika Serikat dalam politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan seluruh elemen kehidupan.

Sebelum kami sajikan kepada Anda isi keseluruhan dari protokol tersebut, ada baiknya kami sajikan kepada Anda terlebih dahulu isi kitab Talmud yang menjadi inspirasi isi dari protokol tersebut. Berikut beberapa kutipan yang penulis sajikan kepada Anda (jika Anda ingin mengecek secara langsung isi Talmud dalam versi bahasa Inggris silakan buka situs www.sacred-text.com):

Sanhedrin, hal 2 no 58:

Bani Israel lebih tinggi derajatnya di sisi Allah daripada malaikat. Jika seorang Yahudi memukul orang Yahudi, maka seolah-olah orang itu telah memukul Tuhan. Kaum Yahudi adalah bagian dari Allah, seperti seorang anak merupakan bagian dari bapaknya. Oleh karena itu, apabila seorang non-Yahudi memukul orang Yahudi maka orang itu harus dihukum mati.

Bayamut, no 6:

Kaum Yahudi akan menjadi bernajis apabila ia menyentuh kuburan orang-orang non-Yahudi karena mereka itu adalah binatang, bukan manusia.

(dalam kitab Bibel, Keluaran pasal 12 ayat 16: Hari-hari raya yang suci bukanlah dijadikan untuk orang-orang asing dan bukan pula untuk anjing-anjing)

Sanhendrin (74b) Tosepoth:

Hubungan seksual orang Goyim adalah seperti hubungan seksual binatang.

Orang Goyim adalah istilah dalam agama Yahudi untuk panggilan orang-orang non-Yahudi, baik itu secara ras maupun agama. Pada awalnya, istilah Goyim ini dinisbahkan kepada orang-orang Nashrani, namun seiring waktu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebarkan Islam dan mulai menguak kebohongan dan kejahatan mereka, maka istilah Goyim ini semakin melebar tidak hanya untuk kaum Kristiani tetapi juga untuk orang Islam dan secara umum non-Yahudi.

Dalam istilah Yahudi Madinah, istilah Goyim ini mereka ganti dengan istilah ummi, yaitu orang yang buta huruf dan tidak memiliki kitab petunjuk. Sebagaimana yang Allah rekam kalimat mereka ini dalam ayat ke- 75 surta Ali Imran berikut ini:
“Hal demikian karena mereka mengatakan bahwa tidak ada dosa atas kami terhadap orang-orang ummi.”

Abhodah Zorah (22b):

Mengapa orang Goyim itu najis? Karena tidak berada pada Gunung Sinai. Karena ketika ular memasuki Siti Hawa, ia menuangkan najis. Akan tetapi, orang-orang Yahudi sudah bersuci darinya ketika mereka berdiri di atas gunung Sinai, sedangkan orang Goyim tidak demikian pada waktu itu di atas gunung Sinai, maka mereka tidak menjadi suci.

Masih banyak lagi isi dari Talmud yang begitu rasialis dan provokatif untuk mencela dan menghina orang non-Yahudi. Belum lagi pemutar-balikan hukum riba yang merupakan salah satu hukum dari Ten Commandments ini dirubah oleh mereka dalam Talmud hingga kini riba menjelma secara sistematis dalam perekonomian dunia dalam jubah perbankan dan kapitalisme. [1]

Bisnis Riba yang menggurita.
Penerapan riba merupakan inovasi terbesar oleh Yahudi yang bertahan ratusan tahun dan riba pula menjadi malapetaka umat manusia saat ini. 

Kita tidak boleh lupa bagaimana hancurnya ekonomi Indonesia karena sistem bank ala riba ini pada tahun 1998. Kekuatan ekonomi negara-negara maju saat ini sangat bergantung pada sistem perbankan riba ini, dan dibalik itu semua adalah Yahudi penggagas utama pencipta “pelegalan riba” sebagai pusat ekonomi dunia. Sistem riba yang telah diterapkan oleh Yahudi ketika Islam belum datang di kota Madinah menjadi tidak berkutik ketika Nabi Muhammad SAW menerapkan sistem peminjaman dan perekonomian yang sangat bertolak belakang dengan sistem riba. Akibatnya adalah sistem pasar umat Islam lebih berkembang daripada sistem pasar Yahudi yang lebih bersifat monopoli dan kapitalis. 

Konsep kapitalis ini sebenarnya sudah ada di zaman Nabi Muhammad SAW namun saat itu ini belum berwujud teori dalam sebuah ilmu pembelajaran ekonomi. Walau demikian, Yahudi telah menerapkannya untuk mencari untung (kata lain dari penambahan modal) secara tidak adil.

Ilustrasi sistem kapitalis

Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika berada di Madinah beliau tidak hanya membangun masjid sebagai sentral dakwah Islam, tetapi juga membuat sistem perekonomian umat dengan membangun pasar untuk umat Islam. 

Yahudi melihat sistem pasar ini jelas jengkel dan kesal, tetapi di hadapan Nabi mereka bermuka manis. Mengapa demikian? Mereka jengkel dan kesal (dan ini bagian dari akumulasi kejengkelan mereka terhadap Nabi dan umatnya hingga mereka berontak dari piagam Madinah), karena sistem yang mereka bangun selama ini diacak-acak oleh Nabi tetapi di satu sisi mereka tidak berani beradu argumentasi dengan Nabi karena Nabi, melalui ilmu dari Allah, mengetahui isi kitab mereka yang melarang riba dan juga di satu sisi bertentangan dengan syariat riba ini. 

Berikut penulis sajikan kepada Anda ayat-ayat yang ada di Taurat berkaitan dengan riba:

Keluaran 22: 25
“Jikalau kamu memberi pinjaman uang kepada umatku, yaitu kepada orang miskin yang ada di antara kamu, maka jangan kamu menjadi baginya sebagai penagih hutang yang keras dan jangan ambil bunga daripadanya.”

Imamat Orang Lewi 35-37
“Maka jikalau saudaramu telah menjadi miskin dan tangannya gemetar sertamu, maka hendaklah engkau memegang akan dia, jikalau ia orang dagang atau orang menumpang sekalipun supaya iapun boleh hidup sertamu” “Maka jangalah kamu mengambil daripadanya bunga atau laba yang terlalu, melainkan takutlah kamu akan Allahmu, supaya saudaramu boleh hidup sertamu.” “Jangan kamu memberikan uangmu kepadanya dengan makan bunga dan makananmu pun jangan engkau berikan kepadanya dengan mengambil untung.”

Demikianlah, kemudian mengapa Yahudi melanggar akan syariat riba ini yang ditetapkan kepada mereka melalui Nabi Musa? Adalah ayat yang membolehkan riba ini, tetapi ayat ini bercirikan rasialis yang mana orang Yahudi boleh menerapkan riba kepada orang non-Yahudi. Ayat ini benar-benar “berhawa” Talmud dan ayat ini boleh dicurigai sebagai inovasi rabi Ezra ketika menulis Taurat. Berikut ayat yang dimaksud.

Ulangan Fasal 23 ayat 20:
“Maka daripada orang lain bangsa boleh kamu mengambil bunga, tetapi dari saudaramu tidak boleh kamu mengambil dia, supaya diberkati Tuhan Allahmu akan kamu dalam segala perkara pegangan tanganmu dalam negeri, yang kamu tuju sekarang hendak mengambil dia akan bahagianmu pusaka.”

Ayat inilah menjadi senjata pamungkas mereka dalam menerapkan riba kepada non Yahudi. Dan dibalik ini ada semangat Zionisme yang kini diterapkan dalam sistem perbankan dunia, tidak terkecuali di negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia. 

Meski di Indonesia telah ada bank syariah dengan semangat menghilangkan praktik simpan-pinjam ala riba tetapi sejatinya sistem perbankan ini belumlah murni lepas dari jeratan perbankan dunia ala Yahudi. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan sistem peredaran uang masih dalam bentuk bank note yang merupakan inovasi terbesar ala Yahudi dalam pertukaran di dunia jual-beli.

Dan uang bank note ini masih tetap dikontrol oleh Yahudi baik dalam bentuk Dollar, Euro maupun Poundsterling. Berbeda dengan zaman Nabi, yang mana Yahudi tidak berkutik dengan sisitem riba karena pada saat itu belum ada uang dalam bentuk bank note melainkan dalam bentuk emas dan perak atau dinar dan dirham. Dan sejatinya inilah alat pertukaran jual-beli yang benar dan bukan dalam bentuk bank note yang dicetak dengan sangat murah dari segi ongkos percetakannya di Amerika dalam bentuk dollar tetapi menjadi sebuah kertas yang bernilai berlipat-lipat bagi mata uang lain, termasuk rupiah, meski ongkos percetakan antara dollar dan rupiah tidak jauh beda. Sebuah sistem jual-beli yang tidak adil dan dalam jual-beli dengan sistem yang tidak adil atau berimbang ini juga disebut dengan riba.




Uang Dollar yang dicetak dengan ongkos murah menjadi bernilai berlipat-lipat bagi Rupiah, berbeda dengan penggunaan emas dan perak yang mana nilai jual-belinya tetap sama di belahan dunia manapun. Akan tetapi ini jelas-jelas dihindari oleh Yahudi. Sebagai alasan bahwa sistem jual-beli dan pasar tetap berbasis emas dan perak maka mereka membuat peraturan bahwa bank tetap membuat bank note dengan menyesuaikan simpanan cadangan emas dan peraknya. Maka tidaklah mengherankan jika negara besar seperti Amerika yang sistem ekonominya ala riba Yahudi ini rakus akan tambang emas dan perak sebagai penguat di balik peredaran bank note mereka yang sejatinya tidak ada artinya sama sekali bagi orang lain.

Hal ini disebabkan mereka menguasai emas dan perak sementara orang lain diberi kertas ala cetakan modern tetapi jauh nilainya dari nilai emas dan perak. Dan janganlah Anda heran jika Amerika begitu ngotot untuk tetap menguasai Freeport sebagai lahan harta karun mereka untuk menguasai jaringan sistem ala riba ini. Dengan sistem ekonomi ala riba ini maka tidaklah mengherankan jika begitu banyak pelaku ekonomi yang sukses secara luar biasa dengan total kekayaan yang mengagumkan.

Banyak orang-orang kaya keturunan Yahudi dalam daftar orang kaya di dunia dan juga banyak yang sukses dengan bisnisnya yang sebagian besar produknya beredar luas di Indonesia. Penguasaan emas dan perak ini, baik masih berupa tambang maupun yang sudah jadi dan disimpan secara rahasia dan rapi di bank, merupakan salah satu dari protokol Zinonisme yang legendaris itu dan merupakan kekuatan mereka dalam penguasaan ekonomi dunia. Anda tidak percaya? Silahkan tetapi yang jelas bahwa bangsa Indonesia terpuruk perekonomiannya ini tidak terlepas dari sistem riba ini dan kerakusan pemain ekonominya dalam mencari untung (baca: riba) dalam perekonomian ala kapitalis.[2]

Protokol Zionisme
Di atas penulis telah menyampaikan bagaimana Yahudi berkecimpung dalam bisnis riba yang menggurita. Ini memang diilhami dari isi Talmud yang memberi mereka "syariah" untuk melakukan hal tersebut. Bisnis riba ini kemudian menjadi satu aksi yang lebih hebat lagi dalam bentuk Zionisme yang tercantum dalam Protokol Zionisme.

Seperti yang telah beredar luas di internasional, buku karya Henry Ford yang berjudul "The International Jew", mengungkap banyak hal sepak terjang Yahudi di dunia internasional termasuk landasan ideologi mereka di gerakan Zionis. Oleh Prof. Dr. Ahmad Syalabi dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul "Sejarah Yahudi dan Zionisme", beliau membagi dua bagian dari 24 protokol yang ada. Bagian pertama membahas posisi bangsa Yahudi di dunia ini sebelum merealisasikan tujuannya, sedangkan bagian kedua membahas tentang posisi dan kedudukan Yahudi setelah menjadi penguasa dunia ini.

 


Menurut beliau, 10 protokol pertama dikategorikan masuk ke dalam bagian pertama dan sisinya masuk ke bagian kedua. 

Prinsip dasar dari ideologi Zionis ini adalah: 
  1. non-Yahudi, yang kemudian disebut goyim atau dalam istilah Arab yang dikutip dalam Al Qur'an disebut ummi, ini semua sebagai manusia kafir 
  2. Yahudi, manusia pilihan Tuhan. 

Henry Ford
Berikut isi protokol dari "The Protocols of The Meetings of The Elders of zion" yang dikutip dari buku Henry Ford yang diklaim oleh Yahudi sebagai buku penyebar fitnah.

Protokol I: Doktrin Dasar
1. Kesampingkan frase-frase halus yang ada di setiap pikiran yang ingin kita bicarakan: dengan perbandingan-perbandingan dan pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang akan kita lawan terhadap kenyataan sekitar.

2. Apa yang akan saya kemukakan adalah tentang sistem kita dari dua sudut pandang, sudut pandang kita sendiri dan sudut pandang Goyim.

3. Harus dicatat bahwa manusia yang berinsting buruk jumlahnya lebih banyak daripada yang berinsting baik, dan karena itu, hasil yang terbaik dalam memimpin mereka akan tercapai melalui kekerasan dan teror, bukan melalui diskusi akademis. Setiap orang mengincar kekuasaan, setiap orang akan menjadi diktator jika dia mampu, dan jarang memang orang yang hendak mengorbankan kesejahteraan semua orang demi mengamankan kesejahteraan mereka sendiri.

4. Apa yang telah menahan binatang pemangsa yang disebut manusia? Apa yang telah disajikan untuk menuntun mereka hingga saat ini?

5. Pada awal terbentuknya struktur masyarakat, manusia menjadi korban kekuatan buta dan brutal: kemudian hukum - dengan kekuatan yang sama namun menjijikkan. Saya menarik kesimpulan bahwa menurut hukum alam, kebenaran terletak di dalam kekuatan.

6. Kebebasan politik memang merupakan ide tapi bukan kenyataan. Ide ini harus diketahui bagaimana melaksanakannya kapan pun dibutuhkan dengan umpan sebuah ide untuk menarik massa kedepan satu pihak demi menghancurkan pihak lain yang memegang kekuasaan. Tugas ini lebih mudah ditawarkan jika pihak lawan telah terpengaruh dengan ide kebebasan yang disebut liberalisme, dan, demi sebuah ide, bersedia menyerahkan beberapa kekuasaannya.

Di sinilah muncul kemenangan teori kita, dengan cepat mengambil alih kendali pemerintahan yang telah menurun, dengan hukum kehidupan, mengejar dan menyatukan semua dengan sebuah tangan baru, karena kekuasaan besar negara buta tidak dapat bertahan satu haripun tanpa pedoman, dan penguasa baru hanya cocok di posisi lama yang telah diperlemah oleh liberalisasi.

Peta rencana Zionis menguasai wilayah Timur Tengah
 7. Pada hari kekuasaan ketika kita telah mengganti bahwa penguasa-penguasa yang liberal adalah kekuasaan emas. Waktu adalah ketika Iman berkuasa. Ide kemerdekaan tidak mungkin terwujudkan karena tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana menggunakannya di dalam keterbatasannya. Cukup sudah membiarkan rakyat memilih pemerintahan mereka sendiri dalam jangka waktu tertentu karena mereka akan berubah menjadi kumpulan orang yang tidak teratur. Sejak saat itu, kita membawa perselisihan yang segera akan berkembang menjadi pertempuran antar kelas-kelas sosial, di tengah kehancuran negara-negara dan kepentingan mereka pun berkurang bak timbunan debu.

Demkianlah isi sebagian dari protokol I yang terdiri dar 29 butir poin-poin penting.

Apa yang terpenting di sini adalah penguasaan Yahudi terhadap emas bukanlah semata karena aturan perbankan bahwa setiap bank harus memiliki cadangan emas untuk mencetak mata uangnya, tetapi lebih jauh dari itu, penguasaan emas adalah bagian terpenting dari gerakan Zionis.

Oleh karenanya, tambang emas di provinsi Papua begitu kuat dikuasai oleh Amerika, menjadi mesin uang bagi perbankan ala Yahudi di Amerika. Menurut data yang dirilis oleh situs remi WALHI, Freeport McMoran (FM), perusahaan induk PT. Freeport Indonesia mengangkangi tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan terukur kurang lebih 3046 ton emas, 31 juta ton tembaga, dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan Papua. Berdasarkan perhitungan kasar, cadangan ini diperkirakan masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.

Foto Penambangan emas di Freeport

Menurut catatan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1991 hingga tahun 2002, PT Freeport memproduksi total 6.6 juta ton tembaga, 706 ton emas, dan 1.3 juta ton perak. Dari sumber data yang sama, produksi emas, tembaga, dan perak Freeport selama 11 tahun setara dengan 8 milyar US$. Sementara perhitungan kasar produksi tembaga dan emas pada tahun 2004 dari lubang Grasberg setara dengan 1.5 milyar US$. Berdasarkan laporan pemegang saham tahun 2005, nilai investasi FM di Indonesia mencapai 2 milyar dollar.

Freeport merupakan perusahaan emas penting di Amerika karena merupakan penyumbang emas nomor 2 kepada industri emas di Amerika Serikat setelah Newmont. Pemasukan yang diperoleh Freeport McMoran dari PT Freeport Indonesia, dan PT. Indocopper Investama (keduanya merupakan perusahaan yang beroperasi di Pegunungan Tengah Papua) mencapai 380 juta dollar (hampir 3.8 trilyun) lebih untuk tahun 2004 saja. Keuntungan tahunan ini, tentu jauh lebih kecil pendapatan selama 37 tahun Freeport beroperasi di Indonesia. [3] (mss/a7)

Sumber : 
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks