Monday, June 24, 2013

Konspirasi Mafia BBM di Indonesia

Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menghantui masyarakat Indonesia. Isu kenaikan harga BBM terus diangkat pemerintah dengan alasan pembengkakan subsidi yang semakin besar. Masalah ini timbul setelah Indonesia harus mengimpor minyak, sedangkan harga minyak mentah dunia terus bertengger di atas US$ 90. Padahal dahulu, Indonesia masuk sebagai anggota OPEC. Ditambah lagi dengan konsumsi BBM yang terus meningkat tajam dari tahun ke tahun. Benarkah seperti itu?



Ternyata, masalah BBM di Indonesia tidak semata masalah di atas, ada MAFIA yang bermain di wilayah ini. Mafia inilah yang sengaja menjaga status quo untuk terus meraup keuntungan lebih besar. Dialah Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Anak perusahaan Pertamina yang menangani pembelian minyak dari pedagang luar negeri untuk dipasok ke Indonesia. Satu hal yang akan membuat Anda tercengang adalah tempat beroperasinya Petral ternyata di Singapura. Setiap ada usaha untuk memindahkan kantornya ke Indonesia, selalu berakhir gagal. Petral telah memiliki cengkeraman kuat sehingga sulit dikendalikan.
Jika Anda masih ragu apakah benar ini dilakukan oleh anak perusahaan Petral, sekarang perhatikan empat kecurangan yang pernah dilakukan Petral dalam operasi bisnisnya sehingga merugikan bangsa Indonesia. [1]
  1. Tender pembelian minyak dilakukan tertutup. Dalam beberapa kasus, bahkan Petral melakukan pembelian langsung tanpa tender. Aneh bukan?
  2. Pembelian dilakukan dengan para broker (makelar) minyak, padahal ada peluang melakukan transaksi langsung dengan produsen atau bahkan dengan skema antarpemerintah (G2G). 
  3. Harga beli Petral lebih mahal dari rata-rata harga pasaran dunia. dengan rata-rata US$ 113,85/barel, Petral membayar harga yang lebih tinggi. Sementara harga yang berlaku umum hanya sekitar US$ 90/barel. 
  4. Petral pernah juga menjadi sapi perah pada masa Orde Baru melalui aksi Tommy Soeharto. Ia menitip mark-up sebesar US$ 1—3 per barel.

Sementara kalangan menilai praktek mafia minyak dan gas (migas) sudah sedemikian parah. Kalau praktek ini dibasmi, kemungkinan uang negara yang terselamatkan demikian besar.
Menurut mantan Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu salah satu praktek mafia migas dilakukan melalui anak usaha Pertamina, Petral. [2]
Praktek mafia migas melalui Petral sudah sangat parah. Dan siapapun pejabat yang mencoba ungkit dipastikan bisa tergeser. Setahu saya, mafia minyak mainnya sangat terbatas dan hanya di sekitar inti kekuasaan,” sambungnya kepada LICOM, beberapa saat lalu.
Ini bisa terjadi karena Petral bisa ‘memelihara’ siapapun penguasa negeri ini.
Kesulitan membongkar mafia ini, karena semua transaksi terjadi di Singapura. Kalaupun diaudit, sulit ketemu, karen kita tidak bisa masuk audit investigasi di negara orang. Kalaupun BPK atau PPATK mau diaudit dan melacak, hanya terbatas pada general audit, karena itu terjadi di negara lain,


Ironisnya lagi, para mafia BBM dipercaya berusaha keras agar tidak ada penambahan kilang minyak secara agresif. Dalam kurun waktu 10 tahun, kilang minyak Indonesia hanya bertambah 0.3%. Sangat berbeda jauh dengan Taiwan (64%), Thailand (40%), Cina (87%), India (67%), dan Singapura (10%). Indonesia mendapatkan status sebagai negara pengelola kondisi investasi dan industri migas terburuk se-Asia. Lebih buruk dari Timur Leste dan Papua Nugini. Sungguh, Indonesia sedang mendapatkan tragedi konspirasi yang sangat membahayakan. Jadi sekarang, buka mata Anda! (mss/a7)

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks