Saturday, January 19, 2013

Sejarah Priory of Sion versi Martin Lunn

Martin Lunn, seorang Grand Master dari Dragon Society (atau nama lainnya Royal Dragoncourt Society, Dragoncourt Royal Family, Royal Dragon Society dan banyak lagi istilah lainnya, serta punya hubungan dengan Freemasonry itu) yang kelihatannya agak beroposisi dengan Kristen dan Gereja ini memberikan satu versi yang tak terlalu jauh dari yang digambarkan dalam DA VINCI CODE, HOLY BLOOD HOLY GRAIL, serta KNIGHTS TEMPLAR OF CHRIST. Dia membahas Priory dalam satu bab penuh, yaitu bab kedua, dan dalam edisi Indonesia-nya terdapat pada halaman 31-70. Berikut ini kutipannya:

Sebuah Permulaan

Sebagian besar “bukti” nyata dari keberadaan Biara Sion telah disimpan pada Bibliotheque Nationale di Paris; yang menurut para peneliti, ini telah membuat dokumen-dokumen yang relevan dengan kasus ini menjadi cukup sulit. Klaim-klaim cenderung mengindikasikan bahwa pihak administrasi di perpustakaan nasional Perancis berada pada pihak yang sama dengan Biara Sion, yang sejak tahun 1950-an telah menghalangi kepingan demi kepingan informasi yang ada bagi para peneliti untuk membongkarnya.

Ada dua dokumen yang secara khusus telah menarik perhatian Baigent, Leigh, dan Lincoln ketika mereka tengah menulis buku yang meyakinkan pada tahun 1982, yaitu Holy Blood, Holy Grail [3. Buku ini memiliki hubungan yang dekat dengan Da Vinci Code karena kisahnya seputar kenyataan yang ada bahwa ada sebuah komunitas rahasia yang dikenal sebagai Priory of Sion (PS) yang memiliki sejarah yang panjang dimulai dari pasukan perang Salib yang pertama hingga Knight Templars(Biarawan Ksatria) sebagai militer dan seksi keuangan. PS ini, seperti yang dilansir oleh bukuHoly Blood, Holy Grail, dipimpin olehGrand Master / Nautonnier. Tak hanya itu saja, masalahMerovingian, dan hal lain dalam buku ini menjadi sumber Dan Brown dalam membuat novel (ed. Ind).], sehubungan dengan garis darah MerovingianPertama, adalah Dossier Secret [4. Pada tahun 1975, Paris Bibliotheque Nationale menemukan kertas perkamen yang berisi daftar orang-orang yang termasuk anggota Biara Sion. Di dalamnya termasuk Isaac Newton, Botticelli, Victor Hugo dan Leonardo da Vinci. Kertas perkamen ini dikenal sebagai Les Dossiers Secrets (ed. Ind).] yang penuh dengan teka-teki, yaitu berupa koleksi kertas-kertas yang nampaknya tidak berhubungan satu dengan lainnya, tapi kini secara misterius bertambah dan diambil secara periodic. Kedua adalah sebuah karya yang dikenal sebagai Le Serpent Rouge (Sang Ular Merah), yang mungkin ditulis oleh Jean Cocteau, sebagaimana tersirat dari gaya tulisannya yang khas. Karya tersebut mengandung silsilah keluarga Merovingian, sebuah rencana dasar dari L’Eglise de Saint-Sulpice dan tiga-belas syair yang berhubungan dengan rasi bintang (termasuk tanda ke tiga-belas berada antara Scorpio dan Sagaitarius: Opiuchus, “The Serpent Holder”). Para pengarang yang disebutkan pada kedua dokumen ini (empat pria sekaligus) telah mati dalam situasi yang tak bisa dijelaskan.

Biara Sion atau “Prieuré de Sion”, sebagaimana dikenal di Perancis, dikatakan memiliki akar pada sebuah hermetik [5. Dalam teks Asli, “Hermetic” berbeda dengan “Hermeneutic”. Hermetik itu mempelajari okultisme dan sihir (sulap). Masih ada hubungannya dengan Dewa Hermes dan sebuah sinkretisme kombinasi antara Dewa Hermes dengan Dewa Mesir Thoth. Hermetik juga dekat dengan astrology dan alkemi. Penganut Hermetik yang mempunyai pengikut diantaranya adalah Eliphas Levi yang ‘mencipta’ Baphomet (ed. Ind).] atau masyarakat Gnostik yang dipimpin oleh seorang arif dari Mesir bernama Ormus pada tahun 46 Masehi. “Ormus” juga merupakan julukan Biara Sion, yang diambil pada tahun 1188 ktika diubah namanya dari “Order of Sion.” Pada masa ini mereka juga merujuk pada diri mereka sendiri sebagai “Ordre de la Rose-Croix Veritas” (“Order of the True Rose-Cross”) dan ini menunjukkan bahwa Biara Sion bisa jadi adalah Ordo Rosicrucian (Rosicrucian Order) yang asli.

Belum sampai abad pertengahan, segala macam organisasi yang berhubungan dengan Sion, menjadi terkenal di kalangan sejarawan. Biara Orval di Stenay (dahulu disebut “Satanicum”) yang berlokasi di Ardennes sebelah selatan Perancis, ditemukan oleh sekelompok biarawan asal Calabria di Itali pada tahun 1070, yang dipimpin oleh keturunan Merovingian “Pangeran Ursus” (diisukan menjadi cicit Dagobert II, yaitu Sigisbert VI). Para biarawan ini membentuk basis Ordo Sion di mana mereka bisa berabung bersama dengan Ordo Biara Godfroi de Bouillon di tahun 1099 – tahun di mana ia mengambil alih Yerusalem. Godfroi de Bouillon bukan hanya sebagai Duke of Lorraine, tapi ia juga sebagai keturunan Dagobert II, dan seorang Merovingian. Ia merupakan raja yang memiliki kekuasaan mutlak (lihat bab tiga untuk pembahasan lebih lengkap) [6. Teks Asli, Godfroi de Bouillon was not only the Duke of Lorraine. As a descendant of Dagobert II, he was, as a Merovingian, a rightful king. Dan Brown menuliskan nama ‘Godfroi’ dengan ‘Godefroi’. Lunn menggunakan nama ‘Godfroi’. Ini sama saja. Sama seperti jika Inggris menyebutnya dengan ‘Godfrey of Bouillon’ dan Perancis mengenalnya dengan ‘Godefroi de Bouillon’. (Ed. Ind).]. Stenay merupakan satu dari dua ibu kota Merovingian. Berada dekat hutan suci Woevres, di mana Raja Dagobert II pernah dibunuh ketika sedang berburu pada tanggal 23 Desember, 679, sebagaimana Dan Brown nyatakan, Raja ditikam matanya ketika sedang tidur di bawah pohon. Diperkirakan bahwa putra babtisnya yang telah membunuhnya di bawah perintah Pepin the Fat, Mayor istana Dagobert yang berkhianat.

Ini menimbulkan pertanyaan, bahwa pengiriman Biara Sion selalu menjadi pembaharuan bagi dinasti Merovingian dan keturunannya menuju mahkota Eropa, terutama setelah kehilangan hak mereka pasca terbunuhnya Dagobert. Lewat berbagai macam kesepakatan dan pernikahan, garis keturunan tersebut akhirnya menyebar kepada beragam bangsawan dan istana, seperti bangsawan Blanchefort, Gisors, Saint-Clair, Montesquieu, Monpézat, Poher, Luisignan, Plantard dan keluarga Hapsburg-Lorainne. Hal ini pun bertahan selama beberapa waktu di bawah pemimpin Ordo yaitu Biara Notre Dame du Mont de Sion, yang terletak di Selatan Yerusalem. Biara itu dilengkapi senjata dan dibangun di atas reruntuhan Basil Byzantium. Menurut artikel majalah Biblical Archaeology terbitan 1990, Gunung Sion nampaknya telah menjadi markas besar dari Yerusalem Ebionit. Para pengikut Yesus ini tidak menganggap Paul sebagai pemimpin yang berhak dalam Gereja Kristen, melainkan saudaranya, James.

Klaim bahwa Biara Sion, seperti Langdon kutip, “memiliki dokumentasi sejarah yang baik dari pengabdian terhadap Perawan Suci,” dan pengabdian Maria Magdalena yang mereka anggap sebagai istri Yesus Kristus, sebagai penjelmaan prinsip perempuan; ini tidak semuanya meyakinkan. Berikut tulisan Tacy Twyman dalam artikel di majalah Dagobert’s Revenge [7. Dalam bahasa Indonesia, “Dagobert’s Revenge” artinya: Balas Dendam Dagobert (ed. Ind).]:

Maria Magdalena didukung oleh banyak peneliti tentang Grail sebagai tokoh perempuan yang menakjubkan dan pemberani, mereka juga mengatakan kalau Maria Magdalena menulis injil karena Gereja telah diancam oleh kewanitaannya. Tapi, baik Magdalena maupun pihak pendeta Gereja tidak berpikir dalam bahasa yang sama, bahkan mereka juga tidak menganggap kepentingan semacam itu. Magdalena adalah ancaman bagi Gereja bukan karena ia adalah perempuan, tapi karena ia adalah ibu dari anak-anak Kristus – yang kelak menjadi penerus kerajaan dan kenabiannya. Dengan hak tersebut mereka seharusnya telah menjadi hak pewaris yang sah bukan hanya untuk Gereja Kristus, tapi juga kekuasaannya di Yerusalem (yang dalam pandangan tertentu juga berarti hegemoni yang meliputi seluruh wilayah bumi). Kedua tuntutan ini menjadi ancaman bagi Gereja, yang tidak hanya berharap menguasai dunia secara spiritual tapi secara sekuler juga; dan pihak Gereja pun mengumumkan bahwa siapa saja berhak menjadi raja tanpa melihat kelahirannya.

Godfroi de Bouillon adalah orang yang paling menyadari bahwa ia adalah anggota keluarga Grail, makanya hanya seorang Merovingian dan Raja yang berkuasa secara sah di Yerusalem yang dapat meneruskan jejak keluarganya kembali melalui garis keturunan David (the Davidic Line). Setelah menguasai Yerusalem, ia mendirikan pasukan Biarawan Ksatria. Walau pun terdapat tiga pasukan Kristen yang mengepung Palestina, Godfroi tampaknya tahu bahwa ia akan terpilih menjadi Raja Yerusalem. Setelah itu, ia menjual segalanya sebelum berangkat dan menjelaskan bahwa ia bermaksud tinggal di Yerusalem seumur hidupnya. Namun  ia menolak gelar “Raja”, dan hanya mau menerima gelar “Pelindung Kota Suci.” Baigent, Leigh, dan Lincoln melanjutkan opini bahwa kelompok biarawan Calabrian yang disebutkan di atas, menghilang tanpa ada keterangan dari Orval – penasehat kelompok non-militan yang sama yang dikenal menjadi teman perjalanan Godfroi menuju Yerusalem. Mereka juga menyarankan bahwa kelompok ini adalah orang-orang yang akan memilih Raja Yerusalem.

Ordo Sion muncul untuk menduduki biara Notre Dame du Mont de Sion dari kelembagaan umum Biara pada tahun 1118 hingga 1152. Biara-biara tersebut akhirnya dikenal sebagai Ordo militer-relijius di tahun 1127 di Troyes oleh pengadilan Count of Champagne dan Hugues de Payen terpilih sebagai kepala biarawan.

Ketika Louis VII dari Perancis kembali dari perang Salib II, ia membawa pulang 65 anggota Ordo. Tujuh  orang dari mereka masuk angkatan militer Biarawan Ksatria [8. Teks aslinya, Knight Templar; adalah pasukan ksatria yang religius ini dibentuk di zaman perang Salib yang menurut Langdon, tugassamarannya adalah mempertahankan Tanah Suci atau melindungi para peziarah yang merasa terancam. Kostum perang dari Knight Templar ini berbeda dengan pasukan yang lain. Mereka memakai jubah putih dengan tanda salib merah besar (ed. Ind).] dan semuanya membangun ulang hubungan mereka dengan Perancis di Orleans. Dokumen yang menyatakan tentang pembentukan ordo yang dibuat oleh Louis VII masih tersimpan hingga kini di Perancis.

Biara Orval menjadi kediaman bagi ordo Cistersian di tahun 1131. Ordo ini dulu pernah mengalami kondisi buruk yang serius, namun kondisi mereka akhirnya berkembang seiringan bersama para biarawan-biarawan ksatria (Templar) itu. Keduanya memperoleh kemakmuran yang luar biasa dan berbidang-bidang tanah.

Nama Ordre de Sion telah muncul pada dokumen setidaknya sejak 19 Juli 1116. Kesepakatan lebih lanjut tercatat pada tahun 1178, pelantikan Paus Alexander II dan memperkuat kepemilikikan [Catatan penulis: teks aslinya memang seperti itu. Mungkin ini merupakan salah ketik dari penerjemahnya. Yang benar (mungkin) kepemilikan.] tanah ordo bukan hanya Tanah Suci tapi juga meliputi seluruh benua Eropa.

Di tahun 1956 dokumen Chopper Scroll [9. Chopper Scroll ini adalah salah satu dari The Dead Sea Scrolls (Naskah Gulungan Laut Mati) yang menjadi penemuan arkeologi yang mengejutkan abad ini. Ditemukan oleh seorang gembala domba Badui di Gua Qumran, 10 mil dari Yerussalem yang isinya menimbulkan pandangan baru tentang masa-masa pergolakan kelahiran agama Kristen dan Yudaisme modern. Buku terbaru dari Michael Baigent dan Richard Leigh adalah The Dead Sea Scroll Deception”, yang melancarkan tuduhan bahwa penundaan itu sebagai konspirasi Vatikan untuk menyembunyikan fakta bahwa warga masyarakat Qumran adalah pemeluk agama Kristen pertama yang dipimpin oleh murid Yesus yang bernama James. (ed. Ind).] dari Qumran disingkap arti dan rahasianya di Universitas Manchester. Diungkapkan bahwa Ark of the Covenantdan sebuah harta karun besar berupa emas terpendam di bawah Kuil Solomon. Pada tahun 1979, Pierre Plantard de Saint-Clair, Biara Sion terakhir yang terkenal, mengatakan pada Baigent, Leigh dan Lincoln bahwa Biara Sion memiliki harta karun dari biara Yerusalem, yang dicuri oleh orang Roma selama masa pemberontakan tahun 66 sesudah Masehi. Kisah ini digambarkan pada Arch of Titus di Roma. Ketika kaum Visigoth mendapatkan Roma, harta karun pun ikut terjarah dan mungkin menuju Perancis selatan, dekat Rennes-le-Château, Plantard lalu segera berkata bahwa “harta karun” akan dikembalikan ke Israel kalau “waktunya sudah tepat.” Ia tidak mengatakan secara rinci apakah yang dimaksud dengan harta karun itu adalah pemahaman umum atau berupa kumpulan dokumen, atau – seperti yang Dan Brown katakan – yaitu sebuah peta untuk menunjukkan tempat Holy Grail bersembunyi.

Martin Lunn, DA VINCI CODE DECODED, dikutip dengan beberapa penyesuaian dan pemenggalan.Perhatikan, kalimat-kalimat dalam [ ] merupakan catatan kaki dari teks asli, dengan nomor urut sesuai aslinya. (mss/s7)



Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks