Friday, March 11, 2016

Waspada Virus Zika

Sangat sulit untuk mendeteksi virus Zika karena gejalanya sangat umum, bahkan sering tanpa gejala apapun. Generasi manusia kian terancam. Inilah penyakit yang tak terlihat, tapi ada, menyebar perlahan, namun pasti. “Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penelitian ilmiah dunia”, tulis Kementerian Kesehatan Brasil pada websitenya.

Demam Zika, yang disebarkan oleh virus gigitan nyamuk dari Afrika, telah menyebar atau terdeteksi ke Brasil
pada April 2015 lalu dan telah dengan cepat menyebar ke hampir 18 negara bagian. Demam Zika akibat Virus Zika atau Zika Virus (ZIKV) juga bertanggungjawab atas terhambatnya pertumbuhan otak janin. Untuk melihat kemungkinan kasus Zika jadi epidemi, tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengunjungi Brasil.

Virus Zika menyebar melalui nyamuk Aedes aegypti, nyamuk penyebab banyak penyakit lainnya seperti chikungunya, demam berdarah dan penyakit kuning.

Ruam (bercak) merah di kulit awalnya tampak tidak berbahaya karena muncul setelah demam selama beberapa hari.

Ditilik dari prevalensi geografis, sebagian besar kasus virus Zika tampak di wilayah timur laut Brasil.

Namun sekarang mereka telah menyebar ke daerah-daerah di tenggara meliputi ibu kota Rio de Janeiro dan kota besar Sao Paulo.

Mewabah di Brasil: Bayi Lahir Terkena Radang Otak “Mikrosefalus”

Dilaporkan oleh Departemen Kesehatan Brasil dengan kenaikan angka kelahiran bayi cacat. Penyakit ini juga disebut-sebut sebagai alasan adanya peningkatan kasus mikrosefalus (microcephaly).

Mikrosefalus adalah kelainan otak dengan ukuran kepala lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kepala dikatakan lebih kecil jika ukuran lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari standar deviasi 3 dibawah angka rata-rata.

Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada kecepatan yang normal. Beberapa penyakit yang memengaruhi pertumbuhan otak dapat menyebabkan mikrosefalus dan seringkali berhubungan dengan keterbelakangan mental. Mikrosefalus dapat terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan pada otak pada bayi yang sangat muda.

Mikrosefalus yang merupakan radang otak oleh virus Zika ini, biasanya terkena kontak dalam beberapa bulan pertama kehamilan dan telah tercatat di Brasil sebanyak 739 kasus.

Mikrosefalus telah menyebabkan bayi lahir dengan kepala abnormal-sangat kecil sehingga memengaruhi tumbuh kembang dan berisiko mengalami kematian dini. Saat ini enam negara bagian telah dinyatakan dalam keadaan darurat.

Tak Hanya Megancam Janin atau Bayi, Tapi Bisa Juga Orang Dewasa

Brasil telah mencatat 739 kasus penyakit ini beberapa kali dan telah pula mencatat kematian dua orang dewasa. Untuk pertama kalinya kematian orang dewasa karena virus Zika ini tercatat di dunia.

Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penelitian ilmiah dunia, tulis Kementerian Kesehatan Brasil pada websitenya. Selanjutnya, pejabat kesehatan di negara itu mulai menyosialisasikan kepada para wanita agar sadar dan waspada akan penyakit ini.

Kementerian Kesehatan Brasil menyatakan keprihatinan atas penyebaran penyakit ini dan mengatakan bahwa mereka tengah berupaya bersama-sama untuk menghilangkan nyamuk yang mentransmisikan penyakit tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia dan Organisasi Kesehatan Pan Amerika telah mengeluarkan peringatan dalam kaitannya dengan wabah Zika di Brazil dan negara-negara lain di Amerika Latin.

Pada akhir tahun 2015 sudah terdapat lebih dari 2.400 kasus microcephaly di 20 negara bagian Brasil. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 147 kasus pada tahun 204 lalu.

Para dokter kini juga sedang menyelidiki 29 kematian bayi akibat penyakit tersebut. Bayi baru lahir membutuhkan perhatian khusus karena menyangkut masa depan. Kasus ini menyebabkan stres emosional yang tidak bisa dibayangkan. Khususnya di Pernambuco, ada 900 kasus bayi microcephaly.

Pemerintah Brazil Sampai Memutuskan Larang Wanita untuk Hamil

Kementerian Kesehatan Brazil secara resmi melarang wanita untuk tidak hamil untuk sementara waktu. Hal ini menyusul tingginya kasus virus Zika yang menyebabkan microcephaly atau gangguan perkembangan otak pada bayi baru lahir.

Kasus microcephaly mulai melambung sejak bulan November 2015 lalu, dokter melihat hal ini seiring munculnya virus Zika di Brasil terlebih memasuki musim hujan yang mana dikhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus Zika yang
untuk sementara waktu, mereka mendorong keluarga untuk menghindari risiko dan menunda kehamilan.

Sebagian besar ibu-ibu yang terkena virus Zika selama awal kehamilan akan mengalami demam ringan, ruam dan sakit kepala.

Fokus rekomendasi ibu hamil yang sebelumnya terkonsentrasi di timur laut Brasil, kini mulai meluas hingga ke ibukota Rio de Janeiro dan kpta terbesar, Sao Paulo. Akibat hal ini, maka telah memicu kekhawatiran masyarakat di seluruh negeri.

Salah seorang wanita dari Sao Paulo, Patricia Compassi turut mengundang dukungan dan simpati dari media sosial setelah ia menyatakan hasil pemeriksaan USG, bayinya lahir dengan microcephaly.

Awal kehamilan, dia mengatakan, terbangun dengan ruam di seluruh wajah dan sakit sendi. “Jelang kelahiran saya menangis, tapi melihat anak saya, itu memberi saya kekuatan,” katanya.

Apa itu virus Zika?

Virus Zika pertama kali ditemukan tahun 1947 di tubuh seekor monyet. Mengapa dinamai “Zika”, kerena monyet yang pertamakali tertular hidup di Hutan Zika, Uganda.

– Pada akhir tahun 1940-an, virus ini sudah mulai menjadi endemik di beberapa bagian Afrika.

– Pada tahun 1954, kasus manusia yang terjangkit virus Zika pertama kali terjadi di Nigeria. Hal ini juga menyebar ke Pasifik Selatan dan wilayah Asia, termasuk Indonesia, dan justru yang paling baru pada kasus ini mulai menyebar ke Amerika Latin.

– Pada tahun 2007, masuknya virus ini ke Asia Tenggara diawali dengan sebuah wabah di Kepulauan Mikronesia.

– Pada tahun 2009 terungkap bahwa virus ini juga bisa menular melalui hubungan intim.

– Sejak awal 2014 lalu, virus Zika mulai terdeteksi di negara Brasil. Beberapa dokter percaya wisatawan dari Asia atau Pasifik Selatan membawa virus ini selama Piala Dunia 2014 lalu.

Virus ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang juga menyebabkan Demam Berdarah dan Chikungunya. Serangga ini tumbuh subur di iklim tropis, termasuk di Indonesia. 



Peta dunia penyebaran Virus Zika

Sangat sulit untuk mendeteksi virus Zika karena gejalanya sangat umum, bahkan sering tanpa gejala apapun. Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan, virus ini telah menginfeksi setengah juta dan 1.500.000 kasus baru.

Pemerintah setempat mendorong untuk memerangi nyamuk Aedes aegypti dan menjaga wanita hamil tetap tinggal di dalam rumah. 




Pemerintah Rio de Janeiro juga telah melakukan 9 juta kunjungan rumah untuk membasmi genangan air yang digunakan sebagai tempat berkembang biak bagi nyamuk dan pemantauan bagi 391 wanita hamil yang diduga menderita infeksi Zika.

Selain itu tim peneliti WHO juga berusaha mempelajari demam Zika, yang ditemukan virusnya pada jaringan dan darah sampel bayi dengan mikrosefalus di Ceara, timur laut negara Amerika Latin tersebut.


Sumber : https://indocropcircles.wordpress.com/2015/12/27/penyakit-dan-virus-zika/
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks