Sejak memasuki Gedung Putih, Presiden Amerika
Serikat Barrack Obama memang segera melakukan beberapa gebrakan dengan merubah
beberapa kebijakan dan langkah strategis yang secara fundamental berbeda dengan
pendahulunya mantan Presiden George W. Bush.
Berkaitan dengan dengan negara-negara Uni Eropa yang selama 8 tahun terakhir dibuat jengkel dengan kebijakan politik luar negeri Amerika yang unilateral(sepihak), Obama pun menyerukan hubungan harmonis baru Trans-Atlantik.
Dengan negara-negara Islam, nah ini dia yang juga tak kalah menarik. Doktor ilmu hukum alumni Universitas Harvard ini juga memberi sinyal positif untuk merangkul dunia Islam. Indikasinya, melakukan kunjungan ke Turki dan menawarkan dialog tanpa syarat kepada Iran.
Dalam menyikapi isu konflik Israel-Palestina, Obama secara aktif memainkan peran sebagai mediator dengan memprakarsai lahirnya sebuah blueprint (Cetak biru) sebagai sebuah model hubungan yang berdampingan secara damai antara Pelestina dan Israel.
Mengenai isu perseteruan historis antara Amerika versus Kuba di kawasan Amerika Latin yang mulai memuncak semasa kepresidenan John F Kennedy di awal 1960-an, Obama secara mengagetkan telah mengeluarkan kebijakan mengizinkan pengiriman uang dan pergerakan warga Amerika-Kuba.
Dan yang tak kalah spektakuler, mengirik sinyal positif mengenai keinginannya membuka hubungan baru yang bersahabat dengan Amerika Latin, bahkan termasuk dengan pemimpin sayap kiri.
Jangan Percaya Sihir Dunia Obama
Kalau menyimak beberapa progress report Obama di awal tulisan tadi, memang seluruh warga dunia dibuat berdecak kagum atas beberapa gebrakan Obama dalam bidang keamanan nasional politik luar negeri.
Namun ketika
membaca sebuah buku karya Weal Aheon bertajuk Membongkar Rencana Besar Obama
2012, sontak kita dipaksa untuk mengkaji ulang sepak-terjang Obama yang bikin
dia populer dan mengundang puja-puji dari seluruh warga dunia.
Betapa tidak. Dalam cover buku ini saja, penulis sudah memprovokasi pembaca dengan pertanyaan kunci, ”Apakah ia sang juru selamat resesi dunia? Benarkah kekuatan Yahudi di Belakangnya? Bagaimana ia mendapat dana kampanye US$58 juta dalam waktu 6 bulan?
Dari pertanyaan provokatif di awal tulisan, Weal Aheon, sudah menggiring pembaca pada opini bahwa krisis global yang melanda dunia menjelang pemilihan presiden Amerika November lalu, merupakan by-design untuk menghantarkan kemunculan Obama ke pentas politik dunia internasional.
Sayangnya di bukunya ini pembaca tidak punya gambaran yang jelas mengenai jati diri si penulis karena tidak ada riwayat hidup atau rekam jejak karir si penulis di bagian akhir buku.
Namun terlepas dari kejanggalan tersebut, beberapa analisisnya cukup membuat orang terhenyak.
Weal Aheon mulai dengan mengemukakan satu keanehan menyusul kemenangan Obama atas John McCain. Obama memenangi pertarungan dengan meraih 349 electoral vote dibanding McCain yang hanya meraih 162. Sedangkan ”Suara Rakyat” (popular vote) Obama meraih 52,3% sedangkan McCain 46,4%. Jelas dari fakta ini Obama menang telak.
Lalu dimana keanehannya? Populasi Afro-Amerika(bangsa Amerika keturunan Afrika) di Amerika hanya berkisar 15 percen. Namun hasil penelitian orang kulit putih yang memberikan suara kepada Obama sekitar 45 persen. Sedangkan McCain 55 persen.
Sedangkan kulit hitam yang memilih McCain tidak sampai 4 persen. Bagi si penulis buku fakta ini merupakan keanehan yang menakjubkan alias mission impossible.
Ada satu lagi keanehan. Dalam waktu 21 bulan, Obama telah berhasil memobilisasi dana kampanye sebesar US$ 700 juta atau sekitar 7,7 triliun rupiah.
Ini jelas menakjubkan di kala Amerika justru sedang dilanda krisis. General Motor, salah satu perusahaan otomotif di Amerika Serikat menuju keadaan pailit. Betapa tidak. Krisis finansial menghancurkan Wall Street pada Juli 2007 ketika pasar saham dunia bergolak akibat gagal bayar kredit perumahan (subprime mortage).
Bank investasi dan jasa sekuritas yang berusia 158 tahun dan terbesar keempat di Amerika Serikat, Lehman Brothers, telah menyatakan bangkrut pada September 2008.
Bank lain yang mengalami kebankrutan adalah Bears Stearns, Northren Rock, Fannie Mae, Freddie Mac, Washington Mutual Inc(Wamu) dan perusahaan broker terbesar di Amerika Merril Lynch &Co.
Iniliah sisi aneh dari kemenangan Obama, termasuk kisah keberhasilan dirinya menggalang dana triliunan rupiah di tengah krisis finansial global. Ini jelas jadi pertanyaan dari mana dia dapat dana sebesar itu?
Negara-negara Eropa terkena dampak dari resesi yang terjadi di Amerika. Lalu ketika para konglomerat Amerika lagi pada bangkrut dan negara-negara Eropa dan bahkan Cina maupun Jepang pun mengalami kemacetan ekonomi akibat dampak krisis finansial global, lalu darimana Obama dapat galang dana sebesar itu?
Weal Aheon hanya punyan satu jawaban, adanya dukungan dana dari Yahudi yang berada dalam kendali jaringan Freemason dan Iluminati yang telah merger alias dilebur jadi satu, yaitu Zionisme Internasional.
Kelompok yang tergabung dalam Zionisme Internasional inilah yang konon telah menguasai dan mengatur lebih dari 70 persen ekonomi dan keuangan dunia.
Ini menarik. Karena di bagian lain bukunya, Aheon menginformasikan bahwa Lehman Brothers yang sudah bangkrut pada 2008 lalu itu, ternyata didirikan oleh seorang Yahudi Jerman, yang beremigrasi ke Amerika pada 1844. Dialah Henry Lehman.
Usaha bisnis kelompok Yahudi Jerman ini berkembang dan menuai akhir perjalanannya saat lembaga itu di bawah seorang CEO, Richard Fuld, yang bergabung sejak 1969.
Zionisme Internasional sebagai jaringan komunitas pelaku bisnis asal Yahudi, diyakini oleh berbagai kalangan berada dalam orbit pengaruh Freemason dan Iluminati.
Ternyata di Freemason dan Iluminati ini ada tiga lingkaran. Di lingkaran Supranatural/Metafisik yang memberi dukungan alam gaib terhadap misi politik dan ekonomi kelompok ini, yang bermain di arena pemerintahan dan sektor bisnis seperti pertanian, industri dan perbankan.
Inilah yang diyakini penulis buku telah menjadi kekuatan terselubung (invisible hand) dalam memangi Obama. Alhasil, penulis buku yakin bahwa Obama pada hakekatnya telah berhutang sebesar Rp 7,7 triliun kepada para pendonor dana kampanyenya tersebut.
Karena itu, masuk akal jika kita ingin tahu apa agenda tersembunyi kelompok Zionisme Internasional tersebut. lihat postingan sebelumnya disini
Waspadai Pasal 8 dan 9 Dalam Mempengaruhi Keluarnya UU BHP
Berkaitan dengan Indonesia, dengan menyimak 9 pasal pertama, maka keluarnya UU Badan Hukum Pendidikan menjadi relevanj, karena di pasal 8 dan 9. Karena di situ ditekankan perlunya pengaturan pendidikan berkesinambungan, sejak anak-anak. Dan pasal 9 yang menaruh prioritas pada pentingnya penguasaan di bidang kebudayaan.
Jika kita cermati strategi kebudayaan Freemason dan Iluminati yang tercermin di beberapa pasal awal Zionisme Internasional, maka lingkaran Supranatural dari jaringan inilah yang sangat memainkan peranan besar.
Fenomena kebatinan dan okultisme di Indonesia belakangan semakin marak. Bahkan acara-acara televisi pun banyak membuat acara beraroma alam gaib yang bertumpu pada aliran ilmu hitam/black magic. Suatu aliran yang ditentang oleh para Ulama dan Kyai Tasawuf karena menafikan ketentual Allah SWT dalam menentukan takdir manusia dan alam semesta.
Selain itu, dalam mendukung strategi kebudayaan Zionisme Internasional ini, Demokrasim dan Hak-hak azasi manusia menjadi perangkat utama mereka.
Caranya, lewat lembaga-lembaga independen serta lewat pemerintahan yang berada dalam kendali jaringan terselubung dari Zionisme Internasional.
Garis-Garis Besar Tujuan Rahasia Freemason dan Iluminati
Puncak target dari Kelompok Zionisme Internasional ini tercantum dalam Garis-Garis Besar Tujuan Rahasia Freemason dan Iluminati.
Betapa tidak. Dalam cover buku ini saja, penulis sudah memprovokasi pembaca dengan pertanyaan kunci, ”Apakah ia sang juru selamat resesi dunia? Benarkah kekuatan Yahudi di Belakangnya? Bagaimana ia mendapat dana kampanye US$58 juta dalam waktu 6 bulan?
Dari pertanyaan provokatif di awal tulisan, Weal Aheon, sudah menggiring pembaca pada opini bahwa krisis global yang melanda dunia menjelang pemilihan presiden Amerika November lalu, merupakan by-design untuk menghantarkan kemunculan Obama ke pentas politik dunia internasional.
Sayangnya di bukunya ini pembaca tidak punya gambaran yang jelas mengenai jati diri si penulis karena tidak ada riwayat hidup atau rekam jejak karir si penulis di bagian akhir buku.
Namun terlepas dari kejanggalan tersebut, beberapa analisisnya cukup membuat orang terhenyak.
Weal Aheon mulai dengan mengemukakan satu keanehan menyusul kemenangan Obama atas John McCain. Obama memenangi pertarungan dengan meraih 349 electoral vote dibanding McCain yang hanya meraih 162. Sedangkan ”Suara Rakyat” (popular vote) Obama meraih 52,3% sedangkan McCain 46,4%. Jelas dari fakta ini Obama menang telak.
Lalu dimana keanehannya? Populasi Afro-Amerika(bangsa Amerika keturunan Afrika) di Amerika hanya berkisar 15 percen. Namun hasil penelitian orang kulit putih yang memberikan suara kepada Obama sekitar 45 persen. Sedangkan McCain 55 persen.
Sedangkan kulit hitam yang memilih McCain tidak sampai 4 persen. Bagi si penulis buku fakta ini merupakan keanehan yang menakjubkan alias mission impossible.
Ada satu lagi keanehan. Dalam waktu 21 bulan, Obama telah berhasil memobilisasi dana kampanye sebesar US$ 700 juta atau sekitar 7,7 triliun rupiah.
Ini jelas menakjubkan di kala Amerika justru sedang dilanda krisis. General Motor, salah satu perusahaan otomotif di Amerika Serikat menuju keadaan pailit. Betapa tidak. Krisis finansial menghancurkan Wall Street pada Juli 2007 ketika pasar saham dunia bergolak akibat gagal bayar kredit perumahan (subprime mortage).
Bank investasi dan jasa sekuritas yang berusia 158 tahun dan terbesar keempat di Amerika Serikat, Lehman Brothers, telah menyatakan bangkrut pada September 2008.
Bank lain yang mengalami kebankrutan adalah Bears Stearns, Northren Rock, Fannie Mae, Freddie Mac, Washington Mutual Inc(Wamu) dan perusahaan broker terbesar di Amerika Merril Lynch &Co.
Iniliah sisi aneh dari kemenangan Obama, termasuk kisah keberhasilan dirinya menggalang dana triliunan rupiah di tengah krisis finansial global. Ini jelas jadi pertanyaan dari mana dia dapat dana sebesar itu?
Negara-negara Eropa terkena dampak dari resesi yang terjadi di Amerika. Lalu ketika para konglomerat Amerika lagi pada bangkrut dan negara-negara Eropa dan bahkan Cina maupun Jepang pun mengalami kemacetan ekonomi akibat dampak krisis finansial global, lalu darimana Obama dapat galang dana sebesar itu?
Weal Aheon hanya punyan satu jawaban, adanya dukungan dana dari Yahudi yang berada dalam kendali jaringan Freemason dan Iluminati yang telah merger alias dilebur jadi satu, yaitu Zionisme Internasional.
Kelompok yang tergabung dalam Zionisme Internasional inilah yang konon telah menguasai dan mengatur lebih dari 70 persen ekonomi dan keuangan dunia.
Ini menarik. Karena di bagian lain bukunya, Aheon menginformasikan bahwa Lehman Brothers yang sudah bangkrut pada 2008 lalu itu, ternyata didirikan oleh seorang Yahudi Jerman, yang beremigrasi ke Amerika pada 1844. Dialah Henry Lehman.
Usaha bisnis kelompok Yahudi Jerman ini berkembang dan menuai akhir perjalanannya saat lembaga itu di bawah seorang CEO, Richard Fuld, yang bergabung sejak 1969.
Zionisme Internasional sebagai jaringan komunitas pelaku bisnis asal Yahudi, diyakini oleh berbagai kalangan berada dalam orbit pengaruh Freemason dan Iluminati.
Ternyata di Freemason dan Iluminati ini ada tiga lingkaran. Di lingkaran Supranatural/Metafisik yang memberi dukungan alam gaib terhadap misi politik dan ekonomi kelompok ini, yang bermain di arena pemerintahan dan sektor bisnis seperti pertanian, industri dan perbankan.
Inilah yang diyakini penulis buku telah menjadi kekuatan terselubung (invisible hand) dalam memangi Obama. Alhasil, penulis buku yakin bahwa Obama pada hakekatnya telah berhutang sebesar Rp 7,7 triliun kepada para pendonor dana kampanyenya tersebut.
Karena itu, masuk akal jika kita ingin tahu apa agenda tersembunyi kelompok Zionisme Internasional tersebut. lihat postingan sebelumnya disini
Waspadai Pasal 8 dan 9 Dalam Mempengaruhi Keluarnya UU BHP
Berkaitan dengan Indonesia, dengan menyimak 9 pasal pertama, maka keluarnya UU Badan Hukum Pendidikan menjadi relevanj, karena di pasal 8 dan 9. Karena di situ ditekankan perlunya pengaturan pendidikan berkesinambungan, sejak anak-anak. Dan pasal 9 yang menaruh prioritas pada pentingnya penguasaan di bidang kebudayaan.
Jika kita cermati strategi kebudayaan Freemason dan Iluminati yang tercermin di beberapa pasal awal Zionisme Internasional, maka lingkaran Supranatural dari jaringan inilah yang sangat memainkan peranan besar.
Fenomena kebatinan dan okultisme di Indonesia belakangan semakin marak. Bahkan acara-acara televisi pun banyak membuat acara beraroma alam gaib yang bertumpu pada aliran ilmu hitam/black magic. Suatu aliran yang ditentang oleh para Ulama dan Kyai Tasawuf karena menafikan ketentual Allah SWT dalam menentukan takdir manusia dan alam semesta.
Selain itu, dalam mendukung strategi kebudayaan Zionisme Internasional ini, Demokrasim dan Hak-hak azasi manusia menjadi perangkat utama mereka.
Caranya, lewat lembaga-lembaga independen serta lewat pemerintahan yang berada dalam kendali jaringan terselubung dari Zionisme Internasional.
Garis-Garis Besar Tujuan Rahasia Freemason dan Iluminati
Puncak target dari Kelompok Zionisme Internasional ini tercantum dalam Garis-Garis Besar Tujuan Rahasia Freemason dan Iluminati.
- Pemerintahan Negara dikuasai.
- Hak Milik Pribadi/Keluarga dihapus.
- Meniadakan Harta Warisan orang tua.
- Mengikis habis rasa Patriotisme.
- Memusnahkan semua Agama dan Mendirikan Spiritual Universal.
- Keberadaan keluarga ditiadakan, dengan cara menghapuskan hukum pernikahan., sekaligus menganjurkan sex bebas.
- Membentuk satu pemerintahan dunia.
Penguasaan dunia di bidang ekonomi, keuangan, politik, senjata dan agama kiranya perlu dicermati secara intensif. Termasuk berbagai produk hukum yang lahir di Indonesia melalui DPR selama periode 200402009 maupun 2009-2014. Terbukti bahwa dalam pembuatan berbagai UU, para pakar dari USAID maupun beberapa NGO asing, terlibat secara aktif sebagai konsultan para anggota DPR di berbagai komisi dalam perumusan beberapa UU seperti MIGAS, Badan Hukum Pendidikan dan UU lainnya yang berkaitan dengan bidang Ekonomi dan Bisnis.
Berkaitan dengan membentuk pemerintahan dunia maupun penguasaan pemerintahan negara, maka blueprint dan roadmap Obama dalam menata ulang konstalasi di kawasan Timur Tengah menjadi isu strategis yang harus dimonitor secara terus-menerus.
Maka bukan tidak mungkin pintu masuk Obama untuk menata ulang Timur Tengah secara geopolitik dan geostrategis adalah dengan memainkan peran aktif sebagai mediator antara Palestina dan Israel.
Dalam skema besar Zionisme Yahudi yang mana pembentukan negara bangsa Israel bukanlah tujuan utama melainkan penguasaan pemerintahan dunia melalui Amerika, maka tidak masalah bagi kelompok ini untuk mengorbankan Israel dalam mewujudkan agenda tersembunyi mereka di Timur Tengah. Dengan memberi kesan bahwa Obama lebih condong mendukung aspirasi Palestina dibanding Israel, namun Obama justru menggunakan kesempatan ini untuk mewujudkan agenda strategis Zionisme Internasional di Timur Tengah, yaitu penguasaan sumber-sumber minyak yang berlokasi di negara-negara Arab yang beragama Islam.
Dan ini logis, karena beberapa waktu yang lalu dalam suatu pertemuan di Yogyakarta Maret 2008, penyumbang dana kampanye Obama terbesar berasal dari perusahaan korporasi yang bergerak dalam Industri perminyakan. Salah satunya adalah ExxonMobile.
Suatu fakta penting yang memperkuat anggapan umum bahwa Amerika akan semakin memperkuat kepentingannya untuk menguasai Timur Tengah.
Benarkah kekhawatiran Amien Rais bahwa Obama jangan-jangan bakal menjadi perwujudan dari American Imperium with blakc face?
Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)
Sumber : http://www.theglobal-review.com/ (mss/a7)