Pada 2015, Virus Zika menjadi perbincangan hangat karena Virus ini dapat menyebabkan cacat lahir, dimana janin yang terinfeksi virus ini akan memiliki ukuran kepala kecil dan perkembangan otaknya tak lengkap. Virus itu ditularkan oleh nyamuk Aedes Betina yang terinfeksi.
Male (left) and female (center and right) Ae. aegypti |
Menurut teori konspirasi, nyamuk tersebut sebenarnya direkayasa secara genetik untuk menyebarkan virus. Teori ini menyoroti perusahaan Oxitec, yang melakukan percobaan dengan modifikasi genetika nyamuk. Mereka ingin mengontrol populasi nyamuk dengan membuat nyamuk jantan mandul sehingga menghambat penyebaran penyakit itu. Sejauh ini, uji coba mereka berhasil.
Sebelum lebih lanjut mengupas tentang Nyamuk Trans-Genetika, mari kita kenali dulu Virus Zika. Virus Zika adalah salah satu virus menular dan secara umum, virus zika hanya menyebabkan gejala singkat seperti flu biasa.
Hanya saja, jika virus ini menyerang ibu hamil, risiko bayi lahir dalam kondisi cacat akan semakin meningkat. Bayi akan lahir dengan kondisi kepala dan otak kecil yang disebut dengan microcephaly.
Untuk lebih waspada akan bahaya dari virus zika, ada baiknya untuk memahami lebih dekat beberapa fakta penting terkait dengan virus tersebut. Melansir dari everydayhealth.com, berikut ini merupakan 10 fakta penting terkait dengan Virus Zika.
1. Penyebaran virus melalui nyamuk
Virus nyamuk sebenarnya dibawa oleh nyamuk dan juga manusia, hanya saja penyebaran (penularannya) dilakukan melalui media nyamuk. Zika adalah virus RNA yang berhubungan dengan West Nile, demam kuning, dan virus dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes.
Virus penyakit ini menggunakan nyamuk sebagai media penyebarannya. Cara penularannya mirip dengan demam berdarah, yaitu dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
2. Gejala terlihat sepele
Hampir 80% orang yang terinfeksi virus zika tidak menunjukkan gejala. Gejala yang paling umum terjadi adalah demam dan ruam. Terkadang virus ini juga menyebabkan otot dan nyeri sendi, sakit kepala, nyeri di belakang mata dan konjungtivis (mata merah).
Belum ada pengobatan efektif yang digunakan untuk virus zika. Perawatan yang dilakukan umumnya untuk mengatasi gejala yang ditunjukkan.
3. Risiko paling tinggi berlaku untuk bayi dalam kandungan
Saat ibu hamil tertular virus zika, maka anak yang berada dalam kandungan memiliki risiko berbahaya dari virus zika. Efek yang dimunculkan sangat berbahaya bagi bayi. Bayi akan mengalami apa yang disebut dengan microcephaly.
Ini adalah kondisi di mana bayi lahir dengan kondisi otak dan kepala yang kecil. Microcephaly dapat menyebabkan bayi mengalami keterbelakangan mental, lambat dalam berbicara, bergerak dan bahkan dalam pertumbuhannya.
4. Tidak ada vaksin untuk Virus Zika
Memang hingga saat ini masih belum ada vaksin yang digunakan untuk menghambat virus zika. Satu-satunya vaksin yang digunakan saat ini adalah vaksin rubella (vaksin untuk mencegah cacat lahir).
Vaksinasi kini diperuntukkan bagi anak-anak dan direkomendasikan untuk orang dewasa. Vaksin ini membantu mencegah keguguran pada wanita hamil, masalah jantung, kebutaan dan gangguan pendengaran pada bayi yang baru lahir.
5. Zika bermula di Afrika tahun 1947
Virus zika pada awalnya bernama ZIKV yang pertama kali ditemukan pada tahun 1947 pada monyet rhesus di hutan Zika, Uganda, Afrika. para peneliti menemukan bahwa virus ini hinggap dalam nyamuk.
Tahun 1951-1981 wabah tersebut dilaporkan menyebar ke seluruh Afrika dan Asia. Pada tahun 2007, wabah ini ditemukan menyebar di Polinesia di mana sekitar 73 persen populasinya terinfeksi.
Pada tahun 2014 wabah ini mulai menyerang Amerika latin dan menyebar dengan cepat. Sejak 2015 Pan American Health Organization (PAHO) dan WHO menyarankan Amerika Latin untuk bersiap menyaring wabah zika.
6. Menghindari virus zika dengan obat anti-nyamuk
Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan zika adalah dengan menggunakan obat penolak serangga (atau obat anti-nyamuk).
Obat tersebut setidaknya mengandung 20 persen DEET, picaridin, minyak lemon eucalyptus(IR3535). Nyamuk biasanya paling senang menyerang saat senja dan menjelang fajar.
7. Mencegah virus zika dengan membasmi nyamuk
Mengingat nyamuk adalah media penyebaran virus zika, maka membasmi perkembangbiakan nyamuk dapat menjadi salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Air menjadi salah satu habitat yang disukai oleh nyamuk, terutama air yang menggenang. Pestisida kimia dapat membunuh nyamuk, hanya saja penggunaannya harus serba hati-hati untuk mencegah kontaminasi yang membahayakan kesehatan. [1]
Virus Zika berasal dari Nyamuk Trans-Genetika
Kabar buruk bagi dunia, bahwa Virus Zika tersebut telah melahirkan lebih dari 2,500 bayi yang memiliki otak kecil. Kabar lebih buruknya dinyatakan oleh WHO bahwa dari laporan, yang terjangkit virus Zika sudah lebih dari 84.000 kasus, dan kemungkinan tanpa terdetaksi sudah menjangkiti sekitar 4.000.000 (empat juta) orang dewasa. Kabar paling buruknya dari WHO adalah, mungkin tidak ada vaksin untuk Zika beberapa tahun ke depan.
Anehnya sebagian dokter masih menganggap bahwa virus Zika tak sebahaya virus Demam Berdarah. Padahal efek Demam Berdarah dan Zika jelas berbeda, pada Demam Berdarah pasien dapat disembuhkan atau mati, sedangkan pada Zika walaupun pasien dapat disembuhkan tapi keturunannya berotak kecil. Pilih mana? Sembuh dari penyakit dan memiliki anak normal, atau sembuh dari penyakit tapi memiliki anak-anak berotak kecil?
Jelas ini adalah usaha untuk mengurangi penduduk dan memutus generasi terhadap keturunan manusia, terutama ditujukan untuk negara-negara beriklim tropis, termasuk Indonesia.
Electron micrograph of the virus. Virus particles (digitally colored purple) are 40 nm in diameter, with an outer envelope and a dense inner core |
Virus Zika kemudian terdeteksi di negara Brasil pada April 2015 lalu dan telah dengan cepat menyebar ke hampir 18 negara bagian di Brasil. Demam Zika akibat Virus Zika atau Zika Virus (ZIKV) juga bertanggungjawab atas terhambatnya pertumbuhan otak janin di Brasil.
Ibu hamil harus waspada karena sudah terbukti bahwa Zika mampu menembus cairan ketuban. Menurut Dr. Lyle Petersen, direktur CDC’s Division of Vector-Borne Diseases “Infeksi pada janin bukan hal yang baru. Tapi, infeksi Zika pada janin baru sekarang ini terjadi. Dan ada juga kasus penularan virus selama persalinan, transfusi darah, paparan laboratorium dan kontak seksual."
Zika juga telah ditemukan dalam ASI, tapi belum terkonfirmasi apakah virus itu bisa menular ke bayi lewat ASI. Sejauh ini, baru ditemukan dua kasus penularan Zika lewat hubungan seks.
Sangat sulit untuk mendeteksi Virus Zika Brasil karena gejalanya sangat umum, bahkan sering tanpa gejala apapun. Generasi manusia kian terancam. (baca juga artikel ini Waspada Virus Zika).
Negara yang sudah terkena Virus Zika yaitu ; Barbados, Bolivia, Brazil, Cape Verde, Colombia, Dominika, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, Samoa dan Amerika Serikat.
Beberapa pengamat memperkirakan bahwa virus ini dibawa orang saat digelarnya Piala Dunia Sepakbola pada tahun 2014 lalu di Brasil. Menurut CDC, kasus di Amerika terjadi dari penduduk yang pergi ke Amerika Latin dan tertular di sana.
Pernyataan itulah yang selama ini disebarluaskan mainstream media walau hanyalah sebuah dugaan tanpa bukti, lalu virus ini kemudian menyebar ke Brasil. Tapi apakah benar demikian?
Virus Zika di Brasil dari varian virus Zika di Afrika
Walaupun memiliki gejala yang hampir sama, namun Virus Zika yang menyebar di Brasil ternyata tidak sama persis dengan virus Zika di Afrika. Virus Zika di Brasil adalah hasil rekayasa genetik atau transgenetik dengan nama kode virus: ATTC®VR-84™.
Zika Virus dengan kode ATTC®VR-84™ memperlihatkan lambang ® adalah kode “Registered” (telah diregistrasi) dan lambang ™ adalah kode “Trade Marked” (merk dagang). Jadi jelas bahwa virus ini adalah hasil rekayasa dan juga virus varian.
Virus Zika masuk dalam klasifikasi Flaviviridae atau Flavivirus. Proyek transgenetik ini didanai oleh J. Casals dan Rockefeller Foundation sejak tahun 1947 lalu. Sumber virus ini menggunakan virus alam dari daerah hutan hujan Zika di daerah Entebbe di Uganda, oleh kerananya virus ini dinamai “Zika”, adalah nama sebuah wilayah di Uganda.
Virus hasil rekayasa genetik ini berasal dari darah monyet di hutan tropis Zika, Uganda yang telah terkena virus ini dan kemudian dilakukan experimental forest sentinel rhesus monkey pada tahun 1947 di Zika, Uganda. Adanya virus Zika adalah referensi sejak tahun 1952 oleh Dick GW. Trans. R Soc. Trop. Med. Hyg. 46: 509, 1952.
Sementara itu nyamuk yang menulari virus Zika juga hasil modifikasi transgenetik atau Genetically Modified Mosquito’s (GMMs), yaitu nyamuk Aedes aegypti yang diberi kode: OX513A Aedes aegypti yang disebut juga sebagai “kill switch gene”.
Jadi jelas terlihat bahwa virus Zika adalah “Senjata Biologi” atau Bio-Weapon atau Biological warfare (BW) atau germ warfare, sebagai “agen biologi” yang dibuat untuk misi khusus, terutama untuk senjata pemusnahan massal (weapons of mass destruction) baik itu langsung atau pun tak langsung atau dalam jangka waktu panjang.
Senjata biologi (biological weapon) adalah senjata yang menggunakan patogen baik itu bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya, sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh.
Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu.
Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman. Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi tahun 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Alasan pelarangan ini adalah untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata biologi, yang dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan sektor ekonomi dan sosial.
Tapi Konvensi Senjata Biologi hanya melarang pembuatan dan penyimpanan senjata biologi, tetapi tidak melarang pemakaiannya! Bahkan dikabarkan, bahwa virus Zika di Brasil dikontrol dan didanai oleh konglomerat AS, Bill Gates melalui Bill and Melinda Gates Foundation!
Namun banyak kritisi yang menyatakan bahwa Bill Gates hanyalah pion yang terlihat, dan terdapat banyak layer atau kelompok rahasi diatas dia secara berlapis-lapis dan pastinya tak terlihat.
Nyamuk transgenik bisa jadi penyebab wabah Zika
Pada pertengahan 2012 lalu, perusahaan bioteknologi Inggris Oxitec (Oxford Insect Technologies) melakukan sebuah rekayasa genetika atau transgenetika dilakukan para ilmuwan kepada nyamuk Aedes aegypti.
Mereka membuat “bug super” atau “nyamuk canggih” dengan tujuan untuk mengurangi populasi nyamuk secara keseluruhan yang dapat menyebarkan demam berdarah dan chikungunya di timur laut Brasil.
Tujuan awal program modifikasi genetik (genetically modified) atau GM oleh Oxitec adalah untuk melepaskan hanya nyamuk Aedes jantan ke alam liar dan mereka pada gilirannya akan menghasilkan keturunan dengan virus mereka lalu menyebarkan dan menurunkan kepada nyamuk-nyamuk perempuan, begitu seterusnya.
Maka anak-anak dari nyamuk ini kemudian akan mati muda sebelum usia berkembang biak karena coding GM dalam gen mereka, dengan catatan: asalkan antibiotik tetrasiklin tidak ada, yang akan membuat ulang DNA pada nyamuk GM atau rekayasa genetik OX513A Aedes aegypti ini.
Lagi pula sebelum pelepasan ini, tidak meneliti lebih jauh akan adanya efek samping dari hasil rekayasa transgenetika atau genetically-modified mosquitoes (GMMs) ini.
Genetically Modified Mosquito’s (GMMs) OX513A Aedes aegypti. Adult male OX513A Aedes aegypti mosquitoes dusted with fluorescent powder (pink colour) |
Antibiotik ini, yang sering digunakan untuk mengobati jerawat remaja, dapat ditemukan di alam juga, muncul di tanah, permukaan air dan makanan, dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup nyamuk GMMk berpotensi meningkat menjadi 15 persen.
Oleh karenanya, nyamuk sub-spesies buatan manusia ini dianggap oleh sebagian kritisi memang sebagai penyebab virus Zika di Brasil.
Rekayasa transgenetik GMO atau Genetically Modified Organism (modifikasi organisme secara genetika) terhadap nyamuk Aedes aegypti, bisa jadi sebagai salah satu penyebabnya, ujar mereka.
Dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus Zika, anak perusahaan Oxitec penyebar nyamuk GMM, dan lagi lagi asal Inggris, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris bernama Intrexon (anak perusahaan Oxitec) telah bermitra dengan pemerintah Brasil untuk memperkenalkan jenis nyamuk steril hasil rekayasa genetika lainnya.
Nyamuk jenis steril ini dilepas ke alam liar untuk dapat mengurangi populasi nyamuk GMMs untuk menurunkan ancaman virus Zika yang terus menyebar ke manusia.
Untuk menghentikan penyebaran virus Zika, Intrexon, perusahaan berbasis di Oxford Inggris, mengumumkan sebuah kolaborasi khusus dengan otoritas kota Brasil yang bertujuan untuk membasmi penyebaran populasi nyamuk di daerah wabah.
Pada tahun 2015 lalu, Brasil telah melaporkan ada lebih dari 84.000 kasus virus Zika. Proyek’ yang bernama “The ‘Friendly Aedes aegypti Project” yang dilakukan oleh anak perusahaan Oxitec itu bertujuan untuk mengatasi virus menyebar di kota Piracicaba, berdasarkan keberhasilan langkah-langkah pencegahan sebelumnya yang diperkenalkan di Amerika Tengah dan Selatan.
Dalam pernyataannya disebuaj siaran pers, perusahaan itu mengklaim: “Setelah berhasil mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama untuk demam berdarah, chikungunya dan Zika sebagai wabah virus di seluruh dunia … Oxitec memulai fasilitas produksi nyamuk baru di Piracicaba yang akan memiliki kapasitas untuk melindungi lebih dari 300.000 orang".
Tugas mereka adalah memperkenalkan nyamuk hasil rekayasa genetika steril ke daerah penuh nyamuk untuk mengekang populasi mereka, dan mencegah penyakit dari penyebarannya
Di kota Piracicaba yang merupakan rumah bagi 300.000 orang, proyek ini akan dijalankan di daerah dengan populasi sekitar 35,000-60,000 warga di pusat kota itu.
Mereka telah memperkenalkan nyamuk jantan yang dimodifikasi secara genetik dan akan mencari nyamuk betina di alam liar untuk kawin dengan mereka. Hasil kawin tersebut akan mengakibatkan tidak adanya keturunan, dan pada akhirnya akan mengurangi seluruh populasi nyamuk di daerah itu secara drastis dan dapat mengurangi ancaman nyamuk terhadap manusia.
“Sebagai sumber utama infeksi vektor yang paling cepat berkembang di dunia seperti Demam Berdarah, serta semakin menantang untuk virus Zika ini, maka mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti adalah pertahanan terbaik terhadap penyakit serius yang tidak ada obatnya ini,” kata CEO Oxitec, Hadyn Parry.
Perusahaan Oxitec sebelumnya menguji coba pada populasi nyamuk yang dimulai pada April 2015 lalu setelah Komite Keamanan Hayati Nasional Brasil (Brazil’s National Biosafety Committee / CTNBio) memberi lampu hijau bagi perusahaan Inggris itu untuk melepaskan serangga tersebut ke alam liar mereka.
“Pada akhir tahun 2015 lalu, hasil sudah menunjukkan adanya penurunan larva nyamuk liar hingga 82 persen. Khasiat uji dari Oxitec dilakukan di Brazil, Panama dan Kepulauan Cayman, semua menghasilkan penekanan lebih besar dari 90 persen dari populasi liar Ae. aegypti – suatu tingkat kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya, ” kata pernyataan itu.
Tapi lagi-lagi merreka belum mempelajari penelitian mendalam, apakah efek ini akan terus berlangsung selamanya, atau akankah ada nyamuk yang dapat bermutasi dan berhasil mengubah gen DNA mereka? Mirip nyamuk GMMs pertamanya.
Bukti-bukti keterkaitan GMMs dan Zika, atau hanya kebetulan?
Ketika para ahli kesehatan internasional mengadakan pertemuan di Jenewa untuk membahas wabah dan kemungkinan obat untuk virus Zika, dan timbul pertanyaan yang diangkat pada forum itu, apakah GMMs yang harus disalahkan?
Pada saat itu, memang telah muncul keprihatinan mengenai pelepasan nyamuk GMMs ke alam liar, tanpa studi lebih lanjut terhadap kemungkinan efek samping yang terjadi kelak.
“Ini adalah pendekatan eksperimental yang belum pernah tercatat berhasil sebelumnya, dan dapat menyebabkan kemungkinan yang lebih berbahaya daripada kebaikannya,” Dr Helen Wallace, direktur GeneWatch mengatakan kepada Guardian pada tahun 2012 lalu.
Kasus pertama Zika pada manusia dilaporkan di negara Brasil pada Mei 2016 lalu, hingga awal tahun 2016 sudah ada 1,5 juta orang berpikir bahwa mereka terkena virus Zika yang dirilis oleh perusahan Oxitec.
Ada 2 (dua) bukti, bahwa virus Zika bisa jadi memang berasal dari nyamuk hasil transgenetika:
1. Lokasi pertama kali terjadi
Ternyata, para kritikus pun memperhatikan, bahwa penyakit demam Zika pertama kali menyebar di Brasil, adalah pada daerah yang sama, dimana pada tahun 2015 lalu, nyamuk GMMs akhirnya dilepaskan ke alam bebas!
2. Nyamuk yang identik
Ternyata, sub-spesies buatan manusia dari nyamuk Aedes aegypti yang membawa kedua virus Zika dan dengue itu, adalah dari jenis yang sangat-sangat mirip dengan nyamuk GMMs yang telah dilepaskan ke alam liar oleh perusahaan Oxitec tersebut!
Dari kedua bukti diatas itu nyata adanya ataukah hanya kebetulan saja? Sementara itu nyamuk yang menulari virus Zika juga hasil modifikasi transgenetik atau Genetically Modified Mosquito’s (GMMs), yaitu nyamuk Aedes aegypti yang diberi kode: OX513A Aedes aegypti, yang disebut sebagai “kill switch gene”.
Sejak mewabah, sudah ada lebih dari 4.000 kasus bayi yang lahir dengan microcephaly di seantero Brasil, dan jika tak dapat dicegah maka kedepannya dipastikan akan meningkat dan meluas.
Jika meluas, maka virus Zika akan terbawa oleh traveller keluar dari Brasil ke seluruh dunia terutama di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Mengingat virus ini tersebar dari nyamuk, maka semua orang pasti pernah digigit nyamuk, termasuk pria.
Walau tak langsung terlihat efeknya, namun bisa jadi virus itu mendekam secara senyap di dalam tubuh inangnya, untuk dapat terus menyebar dan menyebar melalui nyamuk, terutama di daerah negara-negara tropis.
Kalau nyamuk hanya dapat hidup di daerah tropis dan menyerang kawasan negara-negara tropis hingga sebagaian sub tropis, maka wilayah diluar itu nyamuk tak dapat hidup.
Lalu timbul pertanyaan, apakah sang pembuat nyamuk transgenetika GMMs itu didanai oleh sekelompok orang yang berada di negara-negara yang berada di luar target wilayah tersebut? Khususnya Inggris yang mana tempat kedua perusahaan pencetus ide ini yaitu perusahaan Oxitec dan Intrexon berada.
Ruam (bercak) merah pada kulit orang dewasa ketika terkena virus Zika. Foto : wikipedia.org/Zika_fever |
Namun saran untuk melakukan studi lanjutan terhadap nyamuk GMMs yang dirilis para kritikus kepada Oxitec untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak pernah dijawab.
Dan dibalik semuanya ini, ada pula keuntungan lainnya, yaitu penjualan peralatan pendukungnya oleh perusahaan perangkat medis, perusahaan farmasi dan perusahaan kimia serta adanya keuntungan trilyunan dollar di dalamnya.
Sementara, cara membuat skenario makhluk baru ala Jurassic Park ini bisa saja memang disengaja, seperti serial TV Inggris “Utopia” yang menunjukkan bahwa hal itu bisa menjadi rencana yang disengaja, untuk mengurangi populasi global.
Zika virus world map |
Perlu
diingatkan kembali bahwa pengontrolan jumlah populasi atau agenda
depopulasi dunia atau pengurangan penduduk dunia yang saat ini sebesar 7
miliyard orang sudah dimulai melalui Agenda 21, oleh segelintir manusia
yang hanya 1% dari 99% dibawah naungan beberapa perkumpulan rahasia
yang berkoalisi.
Jika dilihat dari peta penyebaran nyamuk di dunia, maka yang terkena terutama adalah negara-negara tropis. Dari seluruh jumlah penduduk di wilayah tersebut, maka dapat dikomulatifkan bahwa depopulasi pengurangan penduduk yang diincar berkisar 2,5 milyar orang.
Walau virus Zika tak selalu mematikan, namun membuat keturunan-keturunan manusia jadi terkena radang otak, kepalanya tak sempurna dan daya pikirnya menurun, yang membuat otak janin mereka menjadi kecil tak sempurna.
Jadi walau tak mematikan secara langsung, tetap saja sama dengan depopulasi dunia secara tak langsung.
Kelompok-kelompok rahasia ini memang berencana ingin menguasai dunia dengan cara apapun, bahkan playing God dengan membuat spesies baru, agar semua manusia dapat di kontrol dalam ‘orde baru’ mereka dibawah satu komando, the New World Order.
Jika dilihat dari peta penyebaran nyamuk di dunia, maka yang terkena terutama adalah negara-negara tropis. Dari seluruh jumlah penduduk di wilayah tersebut, maka dapat dikomulatifkan bahwa depopulasi pengurangan penduduk yang diincar berkisar 2,5 milyar orang.
Walau virus Zika tak selalu mematikan, namun membuat keturunan-keturunan manusia jadi terkena radang otak, kepalanya tak sempurna dan daya pikirnya menurun, yang membuat otak janin mereka menjadi kecil tak sempurna.
Jadi walau tak mematikan secara langsung, tetap saja sama dengan depopulasi dunia secara tak langsung.
Kelompok-kelompok rahasia ini memang berencana ingin menguasai dunia dengan cara apapun, bahkan playing God dengan membuat spesies baru, agar semua manusia dapat di kontrol dalam ‘orde baru’ mereka dibawah satu komando, the New World Order.
Virus
yang tengah diteliti oleh 80 pakar kesehatan dunia ini secara resmi
ditetapkan bahwa wabah Zika adalah sebagai Darurat Kesehatan
Internasional, “WHO declared: Zika is an International Emergency!”. Penyebaran virus Zika ini juga membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendirikan Unit Reaksi Zika Internasional. (by: IndoCropCircles, ©2016) [2]
The Aedes aegypti mosquito sub-species that carries both the Zika virus and dengue is the very type Oxitec targeted with its GMMs, and Zika Outbreak Epicenter in same area where GM Mosquitoes were released in 2015, what a coincidence!
Sumber :
[1] http://www.merdeka.com/sehat/mulai-mengintai-ketahui-7-fakta-tentang-virus-zika.html
[2] https://indocropcircles.wordpress.com/2016/01/23/virus-zika-berasal-dari-nyamuk-transgenetika/