Dalam Konferensi Bilderberg Group ke 63 di Austria 11-14 Juni 2015 yang kabarnya diikuti oleh 140-an CEO perusahaan terkemuka di dunia serta 20-an Pemimpin Negara di dunia ternyata memasukkan Indonesia dan keamanan Asia Tenggara.
Sebelumnya, Pertemuan Bilderberg Group selalu menjadi acuan sebuah peta perubahan dunia baik suksesi kepemimpinan ataupun situasi keamanan sebuah negara. Pertemuan ke-63 ini, meng-agendakan beberapa hal seperti kecerdasaan buatan, Issu Timur tengah, ISIS, Perang Mata Uang, situasi di Yunani, Suksesi di Amerika Serikat serta situasi keamanan dibeberapa belahan dunia
Salah satu contoh terbaru hasil pertemuan Bilderberg Group tersebut adalah Google yang menyatakan dukungannnya kepada Hillary Clinton menjadi Presiden Amerika ke-45, bahkan google dalam mesin pencarinya sudah memastikan Hillary adalah presiden Amerika terpilih. Perlu diketahui CEO Googgle juga menghadiri pertemuan Bilderberg Group tersebut.
Singapura Dipilih Jadi Basis Militer Rahasia AS
Dalam pertemuan Bilderberg Group ke 63 di Austria tersebut, juga beredar kabar rahasia yang sempat diketahui media Inggris, bahwa ada pembahasan yang salah satunya meng-agendakan perpindahan kekuatan Militer AS di Asia Timur dan Asia tengah kearah Asia Tenggara tepatnya Singapura.
Australia dianggap bukan tempat yang aman menyembunyikan rahasia kekuatan militer AS, karena adanya kekuatan militer China di Timor leste
Perlu diketahui China sudah membangun pos militernya di Timor leste, dan hal ini tidak banyak mendapat perhatian publik dunia
Amerika dan NATO mulai mencari tempat setelah Kepulauan Cocos Australia masih belum bisa dianggap respresentatif, akhirnya dipilih lah Singapura
Pemerintahan Singapura juga diketahui sejak lama mendukung keberadaan militer AS di Selat Malaka, dan hal ini disokong Thailand serta Filipina.
Lokasi Konferensi Bilderberg 11-14 Juni 2015 di Telfs-Buchen, Austria |
Sebelumnya, Pertemuan Bilderberg Group selalu menjadi acuan sebuah peta perubahan dunia baik suksesi kepemimpinan ataupun situasi keamanan sebuah negara. Pertemuan ke-63 ini, meng-agendakan beberapa hal seperti kecerdasaan buatan, Issu Timur tengah, ISIS, Perang Mata Uang, situasi di Yunani, Suksesi di Amerika Serikat serta situasi keamanan dibeberapa belahan dunia
Salah satu contoh terbaru hasil pertemuan Bilderberg Group tersebut adalah Google yang menyatakan dukungannnya kepada Hillary Clinton menjadi Presiden Amerika ke-45, bahkan google dalam mesin pencarinya sudah memastikan Hillary adalah presiden Amerika terpilih. Perlu diketahui CEO Googgle juga menghadiri pertemuan Bilderberg Group tersebut.
Singapura Dipilih Jadi Basis Militer Rahasia AS
Dalam pertemuan Bilderberg Group ke 63 di Austria tersebut, juga beredar kabar rahasia yang sempat diketahui media Inggris, bahwa ada pembahasan yang salah satunya meng-agendakan perpindahan kekuatan Militer AS di Asia Timur dan Asia tengah kearah Asia Tenggara tepatnya Singapura.
Australia dianggap bukan tempat yang aman menyembunyikan rahasia kekuatan militer AS, karena adanya kekuatan militer China di Timor leste
Perlu diketahui China sudah membangun pos militernya di Timor leste, dan hal ini tidak banyak mendapat perhatian publik dunia
Amerika dan NATO mulai mencari tempat setelah Kepulauan Cocos Australia masih belum bisa dianggap respresentatif, akhirnya dipilih lah Singapura
Pemerintahan Singapura juga diketahui sejak lama mendukung keberadaan militer AS di Selat Malaka, dan hal ini disokong Thailand serta Filipina.
Media banyak menyorot China yang telah lakukan proyek reklamasi Laut China selatan, Padahal tanpa diketahui masyarakat dunia, Amerika juga telah membangun alias mereklamasi pulau di Selat Malaka berdekatan dengan Singapura untuk dijadikan pangkalan militernya.
Jokowi Dianggap Bodoh, Freeport Ambil Keuntungan Dari Kebodohannya
Pada pertemuan Bilderberg Group 2015 di Austria juga dihadiri oleh CEO Freeport James R Moffet yang baru saja kemarin bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana merdeka, terkait membicarakan 15 poin kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Freeport Indonesia.
James R Moffet atau Jim Bob biasa dipanggil, adalah orang kepercayaan George Soros bersama Rockefeller selaku stakeholder di Freeport Mcmoran. Dan Soros serta Rockefeller adalah salah satu founding father nya pertemuan Bilderberg Group.
Freeport aka Freemason tahu situasi kedepannya yang akan terjadi di Indonesia, peta politik kedepannya serta situasi ekonomi Indonesia
Jokowi dianggap pemimpin yang sangat lemah dan bodoh, dan diperkirakan tidak akan lama memimpin Indonesia, sebab itu Freeport secepat mungkin mengambil keputusan MOU layaknya anak manis dengan Jokowi, agar kedepannya tidak digugat lagi oleh pemerintah yang baru paska Jokowi lengser. Dibalik Penandatangan Mou Pemerintahan Indonesia dengan Freeport ada 2 (dua) isu besar mengikutinya yaitu Persoalan Papua Merdeka dan Alutsista terbaru dari AS.
Tidak ada makan siang yang gratis, Papua menjadi alat barter, Alutsista diberikan dengan perjanjian tetapi emas yang di Papua segera bisa keluar tanpa hambatan. Inilah bodohnya rezim KW-3 ini.
Sumber : eramuslim.co/indonesia-dan-kebodohan-jokowi-dalam-sorotan-pertemuan-bilderberger-2015.htm
Jokowi Dianggap Bodoh, Freeport Ambil Keuntungan Dari Kebodohannya
Pada pertemuan Bilderberg Group 2015 di Austria juga dihadiri oleh CEO Freeport James R Moffet yang baru saja kemarin bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana merdeka, terkait membicarakan 15 poin kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Freeport Indonesia.
James R Moffet atau Jim Bob biasa dipanggil, adalah orang kepercayaan George Soros bersama Rockefeller selaku stakeholder di Freeport Mcmoran. Dan Soros serta Rockefeller adalah salah satu founding father nya pertemuan Bilderberg Group.
Freeport aka Freemason tahu situasi kedepannya yang akan terjadi di Indonesia, peta politik kedepannya serta situasi ekonomi Indonesia
Jokowi dianggap pemimpin yang sangat lemah dan bodoh, dan diperkirakan tidak akan lama memimpin Indonesia, sebab itu Freeport secepat mungkin mengambil keputusan MOU layaknya anak manis dengan Jokowi, agar kedepannya tidak digugat lagi oleh pemerintah yang baru paska Jokowi lengser. Dibalik Penandatangan Mou Pemerintahan Indonesia dengan Freeport ada 2 (dua) isu besar mengikutinya yaitu Persoalan Papua Merdeka dan Alutsista terbaru dari AS.
Tidak ada makan siang yang gratis, Papua menjadi alat barter, Alutsista diberikan dengan perjanjian tetapi emas yang di Papua segera bisa keluar tanpa hambatan. Inilah bodohnya rezim KW-3 ini.
Sumber : eramuslim.co/indonesia-dan-kebodohan-jokowi-dalam-sorotan-pertemuan-bilderberger-2015.htm